kievskiy.org

Jadi 'Kembang Desa' bagi Barat dan Rusia, Rasa 'Kepengenan' Ukraina Justru Membawa Petaka

Kesombongan Ukraina justru mengantarkannya kepada invasi.
Kesombongan Ukraina justru mengantarkannya kepada invasi. /REUTERS/VALENTYN OGIRENKO

 
PIKIRAN RAKYAT - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Austria dan PBB, Darmansjah Djumala mengatakan 'kesombongan' Ukraina justru mengantarkannya kepada invasi.
 
Ukraina yang merasa paling dibutuhkan oleh dua kubu, justru tidak bisa menempatkan diri dengan baik sebagai negara non-blok.
 
Negara yang dipimpin Volodymyr Zelensky itu justru memilih untuk lebih condong ke barat.
 
Padahal, sejak awal Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa batas toleransi untuk NATO adalah Polandia.
 
 
"Sejak awal, Putin sudah mengatakan dalam beberapa kesempatan wawancara, batas toleransi untuk NATO membuat buffer zone adalah Polandia, udah deh, karena memang Polandia dulu dijajah," tutur  Darmansjah Djumala, Kamis, 24 Maret 2022.
 
"Sampai situ aja, 'tapi Belarus ini adalah batas toleransi kami', gitu, termasuk Ukraina. Dan (batas itu) dilanggar," ucapnya menambahkan.
 
Kemudian di sisi lain, Ukraina yang merasa paling dibutuhkan, justru memilih untuk berpihak kepada Uni Eropa di kubu barat.
 
"Dan si Ukraina ini 'kepengenan', mentang-mentang dia ini bargaining position-nya tinggi karena dibutuhkan di sini, dibutuhkan di sini, dia lebih ambil ke Uni Eropa," kata Darmansjah Djumala.
 
 
"Tentu saja si Rusia, Putin, tidak Happy dengan policy seperti itu," ujarnya menambahkan.
 
Darmansjah Djumala pun menilai Ukraina seharusnya bisa memanfaatkan situasi tersebut sebagai negara non-blok.
 
Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari kedua kubu yang 'memperebutkannya'.
 
"Nah di sinilah Padahal kalau kita kembali ke prinsip non-blok ya, justru karena kita dibutuhkan kiri dan kanan, kita bisa pandai meningkatkan  bargaining position, dua-duanya nolong," tutur Darmansjah Djumala.
 
 
"Kita bagaikan wanita cantik, kembang desa yang dilamar banyak orang, ya mainkan saja dua inilah," katanya menambahkan.
 
Apalagi, Ukraina sebagai 'kembang desa' sangatlah kaya karena menjadi negara penghasil uranium, baja, minyak, gas, hingga produk pertanian.
 
"Si kembang desanya mestinya bargain, di situlah sebenarnya kita melihat andainya dia pandai, bijak, cermat menempatkan diri dengan segala kelebihan dia ini," ujar Darmansjah Djumala, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Helmy Yahya Bicara, Jumat, 26 Maret 2022.
 
Akan tetapi, Ukraina lebih memilih untuk berpihak kepada barat, sehingga mengakibatkan Rusia murka dan melakukan invasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat