kievskiy.org

Earth Hour, Matikan Lampu 60 Menit demi Kebaikan Bumi

Program Earth Hour dilakukan setiap Sabtu di akhir Bulan Maret.
Program Earth Hour dilakukan setiap Sabtu di akhir Bulan Maret. /Pikiran Rakyat/Hilmy Farhan

PIKIRAN RAKYAT - Adanya perubahan iklim bisa berdampak memicu berbagai masalah yang terjadi di bumi, termasuk Indonesia. Semakin hari, perubahan iklim tersebut kian mengkhawatirkan.

Di tengah krisis yang terjadi, pada tahun 2007 silam, didirikan suatu organisasi pemerhati lingkungan non profit, yaitu World Wide Fund (WWF) bersama Leo Burnett dengan mencetuskan kampanye "Earth Hour".

Earth Hour merupakan sebuah kampanye global yang berusaha untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, serta pemerintah di berbagai belahan dunia untuk menunjukkan kepedulian dan juga kontribusinya terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim secara simbolis.

Pada awalnya, logo dari kampanye tersebut adalah angka 60 dengan corak bumi. Angka tersebut merupakan representatif dari durasi kampanye yang dilakukannya, yaitu 60 menit.

Baca Juga: Joe Biden Beri Julukan Baru ke Vladimir Putin: Dia Tukang Jagal, Tidak Dapat Terus Berkuasa

Namun, sejak tahun 2011 logo Earth Hour diubah menjadi "60+". Adanya tambahan simbol (+) merupakan harapan agar masyarakat dapat melakukan aksi lanjutan setelah 60 menit tersebut.

Aksi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu terakhir pada bulan Maret setiap tahunnya.

Masyarakat diajak untuk mematikan lampu dan juga peralatan elektronik yang tidak digunakan selama 60 menit, mulai dari pukul 20.30 – 21.30 waktu setempat.

Menurut data yang diambil dari situs WWF Indonesia, setiap 10 persen warga Jakarta yang mematikan lampu ketika Earth Hour, energinya dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik bagi 900 desa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat