PIKIRAN RAKYAT – Konflik antara kelompok Houthi dari Yaman dan Arab Saudi kian mengalami eskalasi.
Serangan Houthi ke kilang minyak Arab Saudi langsung berbalas serangan berikutnya pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Setelah melancarkan serangan balasan yang menewaskan 8 warga sipil itu, Houthi mengumumkan gencatan senjata selama 3 hari.
Mereka juga menegaskan tak akan ragu untuk melakukan gencatan senjata permanen jika koalisi Arab Saudi menghentikan segala bentuk serangan dan pengepungan terhadap Yaman.
Baca Juga: Joe Biden Berapi-api Suarakan Perang Lawan Rusia, Orang Ukraina Justru Tak Suka
Menanggapi hal tersebut, seorang peneliti Timur Tengah dari Quincy Institute Amerika Serikat, Annelle Sheline, mengatakan bahwa peluang kedua belah pihak mencapai kesepakatan relatif sudah dekat.
“Saya pikir orang Arab Saudi itu bijaksana, mereka pasti mengambil kesempatan untuk bersepakat dengan Houthi,” katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera, 27 Maret 2022.
Sheline menilai, jika pimpinan Arab Saudi cukup cerdik, mereka pasti mengambil kesempatan emas ini. Sebab, Arab Saudi juga sudah sejak lama ingin keluar dari perang tersebut.
Baca Juga: Indonesia Tunjukkan Sikap Tak Mau Didikte AS, Rusia akan Diundang di KTT G20 Bali
Sheline menambahkan, serangan udara oleh pemberontak Houthi mendapat perhatian yang jauh lebih besar daripada serangan udara koalisi pimpinan Saudi.