kievskiy.org

Negosiasi Rusia-Ukraina Terus Gagal, Pakar China: Ini akan Jadi Konflik dengan NATO

Ilustrasi bendera China dan Rusia.
Ilustrasi bendera China dan Rusia. /FLORENCE LO/ REUTERS REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Rusia dan Ukraina telah berulang kali mengadakan negosiasi pembicaraan damai, tetapi bagi Vladimir Putin tindakan itu terus menemui jalan buntu seiring dengan tuduhan-tuduhan media Barat ke Moskow.

Para pakar China pun tertarik menyoroti krisis Rusia-Ukraina yang terus menemui jalan buntu dari apa yang disebut negosiasi pembicaraan damai.

Rusia, bahkan memilih kembali menempatkan pasukan di Ukraina timur, yang berarti menjadi bukti pembicaraan damai telah gagal.

Menurut seorang pakar China, justru momen ini menjadi sensitif bagi Rusia, terlebih media Barat terus menyoroti Moskow sebagai terduga pelaku pembantaian di Bucha, meski belum ada kesimpulan dari penyelidikan independen internasional.

Baca Juga: NATO Sudutkan Posisi China Soal Invasi Rusia ke Ukraina, Beijing: Berhenti Kacaukan Dunia!

"Ini adalah momen yang sangat sensitif, dan sekali salah perhitungan yang serius terjadi, konflik akan meningkat," ujar Cui Honjian, seorang pakar yang juga direktur Departemen Studi Eropa di Institut Studi Internasional China.

Lebih lanjut, pakar China ini juga menyoroti posisi NATO yang terus menambahkan bahan bakar ke api konflik, termasuk memasok senjata yang dipergunakan Ukraina untuk menyerang daripada bertahan.

“Jika Rusia mentolerir pasokan senjata ini, biayanya akan meningkat dan situasinya akan semakin tidak menguntungkan. Tetapi jika Rusia memutuskan untuk menghentikan pasokan senjata asing ke Ukraina, itu dapat menargetkan anggota NATO dan konflik akan meningkat,” kata Cui.

Sedangkan bagi seorang pakar China lainnya, Song Zhongping menilai Barat sebagai subjek yang memperoleh keuntungan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat