kievskiy.org

Rusia Optimistis Takkan Kalah oleh Sanksi, Beberapa Pembeli Gas Bersedia Bayar Gunakan Rubel

Ilustrasi gas dunia.
Ilustrasi gas dunia. /Reuters/Evgenia Novozhenina

PIKIRAN RAKYAT – Pada awal April, Rusia menerapkan kebijakan mengejutkan terkait kewajiban menggunakan mata uang rubel bagi negara-negara Uni Eropa (UE) yang ingin dapat pasokan gas dari negaranya.

Sontak kabar itu disambut dengan reaksi beragam, di antaranya Jerman yang menyebut keputusan Vladimir Putin sebagai bentuk pemerasan.

Ekspor gas sebagai sumber pendapatan utama, menunjukkan posisi Vladimir Putin yang sesungguhnya sedang membuat pertaruhan besar.

Bak memainkan kartu AS, Presiden Rusia itu bisa bangkit ataupun jatuh dengan kebijakan pemberlakuan mata uang rubel dalam jual beli gas tersebut dalam melawan militer Ukraina.

Baca Juga: Rakyat Moldova Direkrut Jadi Pasukan Rusia, Pihaknya Tolak Keras dan Kecam Ini Tindakan Berbahaya

Meski kepayahan cari pengganti pemasok gas, beberapa pembeli gas Rusia tetap bersikeras bertahan. Jepang misalnya, yang kerahkan segala upaya agar pertahankan embargo bersama Barat.

Di sisi lain, ada juga negara yang tak mau ambil risiko. Mereka setuju untuk beralih ke pembayaran dalam rubel. Keterangan didapat dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak.

"Kami mengharapkan keputusan (untuk beralih ke rubel) dari importir lainnya," katanya, dari majalah internal kementerian, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Jumat, 15 April 2022.

Alexander Novak tidak mengungkapkan identitas pelanggan yang sudah beralih ke pembayaran rubel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat