kievskiy.org

UNHCR Berharap Konflik Rusia-Ukraina Berakhir dengan Gencatan Senjata

Mengenai invasi Rusia ke Ukraina, Kepala UNHCR menguraikan harapan untuk kedua negara itu segera melaksanakan gencatan senjata.
Mengenai invasi Rusia ke Ukraina, Kepala UNHCR menguraikan harapan untuk kedua negara itu segera melaksanakan gencatan senjata. /Reuters/Igor Tkachenko

PIKIRAN RAKYAT - Ukraina sampai saat ini masih memiliki banyak warga sipil yang bertahan melawan invasi Rusia, meski 4,8 juta penduduknya telah meninggalkan negara yang menjadi medan perang itu.

Mengenai invasi Rusia ke Ukraina ini, Kepala Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menguraikan harapan untuk kedua negara itu segera melaksanakan gencatan senjata.

Ini disampaikan Filippon Grandi selaku kepala badan pengungsi PBB dalam acara Minggu Paskah.

"Ketika umat Kristen merayakan kebangkitan pada Minggu Paskah yang suram ini, kita harus dengan keras kepala berharap bahwa di hari-hari, bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang metode dan bahasa perang tidak akan menang atas mereka, yang mengarah pada perdamaian," kata Ketua UNHCR Filippo Grandi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Warga Shanghai Menjerit, Sekardus Mi Instan Dihargai Hampir Rp1 Juta karena Lockdown

Sejak invasi pada 24 Februari 2022, UNHCR telah mendata sekitar 4,8 juta warga sipil Ukraina telah meninggalkan negaranya.

Lebih detailnya, UNHCR menyebut hampir 645 ribu warga sipil Ukraina telah melarikan pada Februari, berlanjut dengan hampir 3,4 juta warga melakukan perjalanan pada Maret, dan lebih dari 830 ribu warga menyusul pergi pada April ini.

Diperinci lebih lanjut, warga sipil yang melarikan diri itu didominasi oleh kalangan wanita dan anak-anak sebesar 90 persen, sedangkan pria berusia 18-60 tahun yang memenuhi syarat panggilan militer tidak dapat pergi.

Baca Juga: Rusia Beri Ultimatum Mariupol untuk Menyerah, Presiden Ukraina: Jika Terjadi, Negosiasi Berakhir

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat