kievskiy.org

Menelisik Bandara Tanpa Pesawat di Sri Lanka, Proyek Hasil Utang China Pembawa Mala

Ilustrasi bandara yang sepi tanpa pesawat.
Ilustrasi bandara yang sepi tanpa pesawat. /Reuters/Christian Hartmann

PIKIRAN RAKYAT - Sri Lanka saat ini tengah dilanda krisis ekonomi terparah sejak merdeka pada tahun 1948.

Alhasil, harga bahan pokok seperti makanan, bahan bakar, hingga obat-obatan terus merangkak naik.

Hal tersebut memicu gelombang demonstrasi dan kepanikan dari rakyat Sri Lanka yang semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan.

Baca Juga: Protes Kian Panas, PM Sri Lanka Layangkan Surat Pengunduran Diri di Tengah Krisis Ekonomi

Proyek-proyek yang didanai dari utang China pun menjadi monumen terabaikan di tengah hantaman krisis.

Salah satunya Bandara Rajapaksa, yang dibangun dari dana utang sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,9 triliun dari China.

Berbeda dari bandara pada umumnya, Bandara Rajapaksa justru sepi tanpa adanya pesawat.

Baca Juga: Sri Lanka Nyatakan Keadaan Darurat di Tengah Kebangkrutan Ekonomi Akibat Utang

Minimnya aktivitas membuat bandara tersebut tak sanggup lagi membayar tagihan listriknya sendiri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat