PIKIRAN RAKYAT - Belum selesai konflik Amerika Serikat dengan Rusia, dan China, AS kini "membajak" tanker minyak Iran. Hal itu kemudian memancing kemarahan pemerintahan Iran hingga menyinggung soal kesepakatan nuklir.
Amerika melakukan penyitaan tanker minyak milik Iran, yang mengakibatkan sanksi dari AS pada negara tersebut semakin "numpuk".
Atas tindakan AS dan apa yang dialami Iran saat ini, semakin mengecilkan kemungkinan kembalinya kesepakatan JCPOA dari mana AS secara sepihak menarik diri pada 2018.
Baca Juga: Gofar Hilman Mundur dari Prambors: Sebagai Bentuk Rasa Sayang Gue
Peristiwa AS telah menyita pengiriman minyak Iran yang dibawa oleh kapal tanker milik Rusia, diterbitkan Reuters pada Kamis, 26 Mei 2022.
Sebuah sumber di kementerian perkapalan Yunani mengklaim bahwa minyak itu ditransfer ke kapal lain yang disewa oleh AS.
Akan tetapi, setelah ada informasi dari Departemen Kehakiman AS menyebutkan jika muatan di kapal itu adalah minyak Iran, Yunani langsung melakukan penahanan atas perintah Amerika.
Baca Juga: Dukung Pencarian Anak Ridwan Kamil Lewat Doa, Uu Ruzhanul: Belum Yakin Itu Musibah
Baik otoritas AS maupun Yunani tidak mengomentari masalah ini secara terbuka, tetapi menurut layanan pelacakan kapal, kapal tanker Ice Energy milik Yunani telah ditempatkan di samping Lana milik Rusia sejak Senin.
Informasi dari jurnal pengiriman Lloyd's List melaporkan bahwa kapal tanker tersebut memulai "Transfer antar kapal” pada Senin sore.