PIKIRAN RAKYAT – Sejak tahun 1990, setiap tanggal 4 Juni, warga Hong Kong selalu turun ke jalan dan beramai-ramai menyalakan lilin memperingati Tragedi Tiananmen.
Peringatan Tiananmen merujuk pada tragedi berdarah, saat China merenggut ribuan nyawa demonstran pro-demokrasi, di Tiananmen Square, 33 tahun yang lalu.
Masyarakat Hong Kong rutin memperingatinya supaya pembantaian keji itu terus diingat secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Warga ingin ingatan mereka lestari, bahwa 33 tahun lalu, pasukan China melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa.
Baca Juga: Emmanuel Macron Marah Lihat Penghinaan terhadap Rusia: Suatu Saat Kita Memerlukan Mereka
China tidak pernah memberikan angka kematian pasti, tetapi kelompok hak asasi manusia (HAM) dan saksi mata mengatakan angka tewas bisa mencapai ribuan orang.
Untuk tahun ini, pemerintah Hong Kong melarang seluruh warga memperingati Tiananmen, tanpa terkecuali.
Kali ini, pasukan keamanan bahkan dikerahkan untuk menjaga ketat sekitar alun-alun pusat kota Beijing, pada Sabtu, 4 Juni 2022 demi mencegah orang-orang berkumpul di sana.
"Mengingat berarti melawan. Jika tidak ada yang ingat, penderitaan rakyat tidak akan pernah berhenti dan para pelaku akan melanjutkan kejahatan mereka dengan impunitas,” kata pengacara HAM terkemuka China Teng Biao, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.