kievskiy.org

Ukraina Sudah Kalah? Bantuan Militer AS dan Barat Disebut Hanya Memperpanjang Penderitaan dalam Perang

Ilustrasi bendera Ukraina
Ilustrasi bendera Ukraina /Reuters/Alexander Ermochenko

PIKIRAN RAKYAT - Mantan analis CIA, Larry Johnson mengatakan bantuan militer Amerika Serikat (AS) tidak akan mengubah status quo di medan perang.

Pada saat yang sama, keterlibatan Washington dalam kebuntuan Ukraina telah menjadi bumerang bagi ekonomi AS dan menempatkan mata uang dolar dalam bahaya.

Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden mengatakan pada The New York Times, 31 Mei 2022, AS menyediakan Ukraina dengan sejumlah besar persenjataan dan amunisi untuk memperkuat posisi Kiev di meja perundingan.

David Arakhamia, anggota tim perunding Ukraina dengan Rusia, menggemakan posisi Joe Biden pada 4 Juni 2022, menekankan bahwa Kiev akan melanjutkan pembicaraan damai hanya setelah persenjataan canggih tiba dari sekutu Barat.

Baca Juga: Indonesia Menuju Endemi Covid-19, Seluruh Jawa-Bali PPKM Level 1

Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, AS dan sekutunya telah menempatkan "penekanan baru pada perlunya penyelesaian yang dinegosiasikan" untuk mengakhiri konflik.

Veteran CIA dan Kantor Kontra Terorisme Departemen Luar Negeri, Larry Johnson mengatakan, dorongan yang muncul untuk perdamaian yang dinegosiasikan adalah pengakuan bahwa Kiev telah kalah perang.

Dikutip dari Sputnik, Joe Biden mengesahkan pengiriman batch pertama HIMARS ke Ukraina.

Gedung Putih akan mengirim lebih banyak senjata ke Kiev setelah pengesahan paket bantuan militer senilai $40 miliar. Akankah bantuan ini menjadi pengubah permainan? Mengapa?

Baca Juga: YLKI Usul ke Pemerintah: Pajak Kendaraan Bermotor Dihapus, Beli BBM Bakal Lebih Mahal? 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat