PIKIRAN RAKYAT - Para analis kini tengah mengamati bagaimana pemerintahan baru Australia menangani hubungan dengan China.
Pasalnya, pandangan Australia diduga diarahkan ke megamarket lain yang lebih dekat dengannya, yakni negara-negara di Asia Tenggara.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, telah berjanji untuk menjadikan penguatan hubungan ekonomi dengan Asia Tenggara sebagai prioritas utama.
Hal tersebut merupakan bagian dari langkah diversifikasi perdagangan dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan Australia terhadap pasar ekspor terbesarnya, China.
Diketahui, China menghukum eksportir Australia setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen terkait asal-usul Covid-19 pada 2020.
Kendati demikian, para pemimpin Asia Tenggara belum bisa banyak berharap kepada pemimpin baru Australia, yang memenangkan pemilu bulan lalu dan mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan konservatif.
“Elite politik (di sini) tidak tahu siapa dia,” kata analis kebijakan Malaysia dan mantan direktur Komunitas Politik-Keamanan di Sekretariat ASEAN, Phar Kim Beng.
“Albanese adalah nama baru bagi mereka dan belum dekat. Sebagai penilaian saat ini, para pemimpin Asia Tenggara akan menilai dia berdasarkan partainya, dan berasumsi bahwa dia akan mengikuti pemimpin Partai Buruh, yang pro-Asia dan mengejar integrasi yang lebih dekat dengan kawasan,” katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera pada Selasa, 21 Juni 2022.