kievskiy.org

Media Singapura Soroti Pernyataan Mahathir Mohamad Soal Negaranya dan Kepulauan Riau Adalah Milik Malaysia

Tidak hanya itu, ia juga menyinggung soal Pulau Batu Puteh yang dulu menjadi sengketa antara Malaysia dan Singapura.
Tidak hanya itu, ia juga menyinggung soal Pulau Batu Puteh yang dulu menjadi sengketa antara Malaysia dan Singapura. /Reuters/Lim Huey Teng Reuters/Lim Huey Teng

PIKIRAN RAKYAT - Media Singapura, AsiaOne menyoroti pernyataan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang mengatakan bahwa Singapura dan Kepulauan Riau, Indonesia pernah dimiliki Malaysia dan agar dikembalikan ke Malaysia.

Mahathir juga mengatakan pemerintah Malaysia menganggap lebih berharga bahwa mereka memenangkan kendali atas pulau Sipadan dan Ligitan di lepas Kalimantan melawan Indonesia di Mahkamah Internasional.

Tidak hanya itu, ia juga menyinggung soal Pulau Batu Puteh yang dulu menjadi sengketa antara Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Butet Kartaredjasa Sindir Anies Baswedan Soal Revitalisasi TIM, Disebut Tak Hormati Sejarah

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” katanya yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Mantan perdana menteri yang berusia 96 tahun ini banyak dikenal karena beberapa pernyataan kontroversialnya. Ia berbicara pada hari Minggu di sebuah acara di Selangor yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu dengan acara yang berjudul Aku Melayu: Survival Bermula.

Dalam pidato pembukaannya yang disiarkan langsung di media sosial, Mahathir mengatakan bahwa apa yang dikenal sebagai Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Riau, dan Singapura, tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya.

Baca Juga: Link Twibbon HUT ke-495 DKI Jakarta Lengkap Dengan Sejarah Singkatnya

"Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain di masa depan," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat