kievskiy.org

Arah Beruang Rusia dan Naga China Bersekutu Siap Ladeni Strategi 'Perang' NATO

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di kota Moskow pada Desember 2021
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di kota Moskow pada Desember 2021 /Mikhail Metzel/Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Rusia dan China baru-baru ini mengambil inisiatif untuk menanggapi perubahan yang dibuat oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Mereka meladeni permainan NATO selama pertemuan dalam konsep dan kebijakan strategisnya, dengan menyatakan bahwa Rusia ancaman terbesar dan langsung terhadap perdamaian dan keamanan.

NATO juga mengingatkan anggotanya, jika China merupakan tantangan bagi kepentingan negara-negara aliansi dan keamanannya.

Rusia dan China menanggapi dengan menuduh blok Atlantik melakukan ekspansionisme, memaksakan unipolaritas dan bekerja untuk menciptakan krisis di seluruh dunia.

Baca Juga: Misteri Pencetus Pekerjaan Rumah, Benarkah Berawal dari Hukuman untuk Siswa Nakal?

Para pengamat percaya bahwa konsep strategis baru NATO akan mendorong beruang Rusia dan naga China untuk memperkuat aliansi mereka dan berdiri bersama dalam menghadapi NATO.

Pengamat menilai pernyataan NATO akan menjadi tantangan sentral dan eksistensial bagi blok Atlantik di seluruh dunia.

Mengomentari pengumuman konsep strategis baru NATO dan dampaknya pada harga konflik Atlantik dengan Rusia dan China, pakar militer dan strategis, Muhammad Al-Harbi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia, China dan Rusia menolak secara terbukan penilaian NATO.

Baca Juga: BNI Salurkan Kredit UMKM untuk Bangkitkan Keterpurukan Perajin Anyaman Mendog di Tasikmalaya

"China dan Rusia telah secara terbuka mengumumkan penolakan mereka terhadap ekspansi NATO ke timur dan upaya mereka untuk membangun sistem global multipolar, tidak hanya sekarang, tetapi bahkan sebelum dimulainya perang di Ukraina, khususnya pada 4 Februari, selama pertemuan puncak antara presiden Rusia dan China di Beijing," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat