PIKIRAN RAKYAT - Feminisme adalah prinsip dan gerakan yang memperjuangkan kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik tanpa membeda-bedakan jenis kelamin.
Meskipun sebagian besar teori feminisme berasal dari Barat, feminisme dimanifestasikan di seluruh dunia dan diwakili oleh berbagai lembaga yang berkomitmen untuk melakukan aktivitas atas nama hak dan kepentingan perempuan.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Britannica, pada abad ke-16, kasus kaum perempuan yang tertindas sangat marak terjadi di berbagai negara dan dianggap sebagai hal yang wajar.
Perempuan dilarang menjalankan bisnis tanpa perwakilan laki-laki, baik itu ayah, saudara laki-laki, suami, agen hukum, atau bahkan anak laki-laki.
Baca Juga: Apa Itu Lie Detector atau Poligraf? Simak Penjelasan tentang Cara Kerjanya
Perempuan yang sudah menikah tidak dapat melakukan kontrol atas anak-anak mereka tanpa izin dari suami.
Selain itu, perempuan juga hanya memiliki sedikit kesempatan dan akses untuk mengenyam pendidikan dan bekerja. Di beberapa bagian dunia, pembatasan semacam itu masih berlanjut hingga hari ini.
Pada akhir abad ke-16, perjuangan membela hak-hak perempuan mulai bermunculan, salah satunya lewat karya sastra. Penulis asal Venesia, Moderata Fonte, menerbitkan tulisan berjudul Il merito delle donne atau Nilai Perempuan.
Di Amerika Serikat, gerakan feminisme berakar ketika kaum abolisionis perempuan berusaha menerapkan konsep kebebasan dan kesetaraan pada situasi sosial dan politik mereka.
Baca Juga: 6 Tips Agar Hidup Lebih Bahagia, Salah Satunya Tersenyum