PIKIRAN RAKYAT - Pada beberapa waktu yang lalu, terjadi aksi dari seorang warga di Swedia yang memicu amarah umat Muslim. Pasalnya, ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark membakar Al Quran, Sabtu, 21 Januari 2023.
Berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia mengecam aksi dari ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark. Sementara itu, Iran juga menyayangkan aksi tersebut dan menilai jika tindakan itu bisa memicu kekerasan terhadap umat Muslim.
"Beberapa negara Eropa dengan kedok mendukung kebebasan berpendapat telah membiarkan para ektremis dan kelompok radikal menyebarkan kebencian terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.
Pelaku yang membakar Al Quran yaitu Rasmus Paludan yang merupakan pemimpin Partai Stram Kurs (Garus Keras). Ia melancarkan aksinya di bawah perlindungan polisi dan atas izin pemerintah membakar mushaf Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Sabtu, 21 Januarii 2023.
Baca Juga: Biaya Haji Diusulkan Naik 30 Persen, Komnas: Demi Kemaslahatan dan Keberlangsungan Keuangan Haji
"Meskipun ada penekanan kuat pada hak asasi manusia dalam Islam, orang-orang Eropa terus melembagakan anti-Islam dan Islamofobia dalam masyarakat mereka. Penodaan Al Quran adalah contoh nyata penyebaran kebencian dan pemicu kekerasan terhadap Muslim yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara dan berpikir," ujar Nasser Kanaani.
Pada saat ini, usai kecaman yang diberikan, Nasser Kanaani meminta jaminan dari pemerintah Swedia. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terjadi lagi.
"Umat Islam di seluruh dunia berharap pemerintah Swedia memastikan kejadian serupa tidak terulang. Kami juga meminta tindakan membakar Al Quraan itu mendapatkan hukuman," ucap Nasser Kanaani dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2023, Penduduk China Berdoa agar Terhindar dari Covid-19