kievskiy.org

Ajak Komunitas Internasional Kecam Pembakaran Al-Qur'an, Menlu Kuwait: Ini Provokasi Serius

Ilustrasi. Kuwait hingga Iran bereaksi atas aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia oleh ekstremis sayap kanan, Rasmus Paludan.
Ilustrasi. Kuwait hingga Iran bereaksi atas aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia oleh ekstremis sayap kanan, Rasmus Paludan. /Pixabay/PanevManoel Pixabay/PanevManoel

PIKIRAN RAKYAT - Aksi ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an di depan Kantor Kedutaan Turki di Stockholm memicu kecaman keras dari sejumlah negara, seperti Indonesia, Iran, dan Kuwait. Sebelumnya diberitakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengutuk tingkah politikus garis keras lantaran mengingkari prinsip kebebasan berpendapat yang semestinya harus diiringi dengan tanggung jawab.

Melalui pernyataan tertulis, Kemlu RI menilai apa yang dilakukan Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) tidak mencerminkan sikap tenggang rasa dan berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama.

“Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm. Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab," tuturnya.

Di sisi lain, Iran melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya, Nasser Kanaani menduga unjuk rasa yang dilakukan oleh Rasmus didukung oleh beberapa negara Eropa dengan kedok kebebasan berpendapat. Dia menyayangkan gerakan tersebut lantaran dinilai dapat menyulut meluasnya Islamofobia.

Baca Juga: Laporan Kasus Kanjuruhan Belum Bisa Naik Status karena Kurang Bukti, Pengacara Korban: Kerja Polisi Amatiran 

“Telah membiarkan para ekstremis dan kelompok radikal menyebarkan kebencian terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam,” kata Nasser.

Hal ini Nasser katakan usai mengetahui bahwa aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan Rasmus sebelumnya telah mendapat izin dari pemerintah Swedia serta dilindungi oleh polisi setempat. Secara tegas, Nasser mengatakan bahwa pembakaran mushaf sama sekali tidak merepresentasikan kebebasan berpendapat.

"Tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara dan berpikir,” tuturnya.

Dia berharap pemerintah Swedia tak membiarkan hal serupa terjadi kembali di kemudian hari. Lebih lanjut, Juru Bicara Kemenlu Iran ini mendesak aksi serupa diganjar dengan hukuman yang setimpal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat