kievskiy.org

Makin Banyak Wanita yang Tak Berjilbab di Iran, Pemerintah Pantau dengan CCTV

Demonstran menyalakan api di tengah protes atas kematian Mahsa Amini yang terjadi di Iran.
Demonstran menyalakan api di tengah protes atas kematian Mahsa Amini yang terjadi di Iran. /Reuters/Wana News Agency

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Iran memperketat penerapan aturan wajib memakai jilbab bagi wanita saat berada di tempat umum. Dikutip Pikiran-rakyat.com dari NDTV pada 8 April 2023, kepolisian setempat bahkan memasang kamera CCTV di berbagai fasilitas publik untuk memantau wanita yang tidak mengenakan jilbab.

"Setelah mereka (perempuan tak pakai jilbab) terdeteksi, mereka akan ditegur," ujar pernyataan resmi dari kepolisian Iran.

Pengetatan penerapan aturan itu disebabkan semakin banyaknya wanita Iran yang tak mengenakan jilbab di ruang publik. Hal ini diduga kuat merupakan bentuk pemberontakan nasional setelah demonstrasi atas kematian Mahsa Amini bergema di antero negeri.

Mahsa Amini, wanita berusia 22 tahun, tewas saat ditahan kepolisian Iran. Dia ditahan karena melanggar aturan berjilbab di Iran. 

Baca Juga: Israel Klaim Jet Tempur Nirawak Hantam 3 Wilayah Militer Suriah, Balasan Atas Serangan Daratan Tinggi Golan

Setelah kasus itu, banyak perempuan Iran yang menunjukkan solidaritas dengan melepas cadar. Mereka bahkan terang-terangan berkeliaran di ruang publik seperti mal, restoran, toko, dan jalan raya. Aksi mereka juga direkam dan disebarkan ke media sosial.

Aturan wanita wajib berjilbab di Iran dimulai sejak tahun 1979. Para wanita wajib mengenakan jilbab dan baju longgar agar lekuk tubuh mereka tidak tampak.

"Jilbab adalah salah satu fondasi penting di Iran untuk mempraktikan prinsip sebagai negara Islam," ujar rilis Kementerian Dalam Negeri Iran pada 30 Maret 2023 lalu.

Meski begitu, aturan  tersebut kini kerap dipertanyakan karena dianggap terlalu mengintervensi hak seseorang dalam berpakaian.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat