kievskiy.org

Pria di Rusia Dilarang Tinggalkan Negara Sebelum Wajib Militer, Picu Ketakutan Baru Usai Putin Teken UU Wamil

Pasukan cadangan Rusia yang baru dimobilisasi menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) selama pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia pada 4 Oktober 2022.
Pasukan cadangan Rusia yang baru dimobilisasi menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) selama pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia pada 4 Oktober 2022. /Reuters/Alexander Ermochenko

PIKIRAN RAKYAT – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum usai membuat kedua pemimpin negara tersebut makin ketat membuat aturan. Baru-baru ini, warga Rusia makin dibatasi oleh presiden mereka, Vladimir Putin.

Ya, pada Jumat, 14 April 2023 Vladimir Putin meneken Undang-Undang untuk membuat sistem draf digital. Dalam Undang-Undang tersebut warga Rusia bisa dengan mudah menjadi tentara saat dibutuhkan oleh negara.

Kaum pria di Rusia akan mendapatkan pemberitahuan wajib militer digital atau E-Wamil. Dalam Undang-Undang tersebut kaum pria dilarang meninggalkan negara dan meninggalkan kewajiban untuk melakukan wajib militer.

Sontak saja ketakutan baru dirasakan oleh masyarakat Rusia, terutama kaum pria. Bahkan pemerintah mempercepat pengesahan Undang-Undang tersebut lewat parlemen hanya dalam dua hari di awal pekan ini.

Baca Juga: Vladimir Putin Teken UU, Warga Tak Bisa Kabur Hindari Wajib Militer: Apa Dampaknya ke Turis Rusia di Bali?

Meski ditentang oleh masyarakat, namun pemerintah mengklaim tak ada yang salah dalam Undang-Undang tersebut. Warga yang belum melaksanakan wajib militer tak bisa pergi ke luar negeri.

Selain itu, mereka juga harus melapor ke kantor pendaftaran setelah surat panggilan elektronik diterima. Banyak warga Rusia yang sudah mendapat surat panggilan untuk wajib militer tapi diabaikan.

Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang enggan untuk berperang di Ukraina. Mereka memilih untuk melarikan diri dari Rusia, agar terbebas dari kewajiban tersebut.

Melansir Al Arabiya, sudah ada puluhan ribu warga Rusia yang melarikan diri dari negara tersebut pada musim gugur lalu. Hal itu dilakukan setelah Putin mengumumkan mobiliasi untuk menopang pasukan Rusia di Ukraina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat