kievskiy.org

Hadapi Polemik Tiongkok di Laut China Selatan, Studi Klaim Negara Asia-Pasifik Siap Kembangkan Rudal

Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan, sembilan garis putus-putus (nine dash line) merupakan wilayah yang diklaim Tiongkok.
Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan, sembilan garis putus-putus (nine dash line) merupakan wilayah yang diklaim Tiongkok. /CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) via SCMP

 

PIKIRAN RAKYAT - Situasi di Laut China Selatan yang semakin memanas saat Tiongkok mengklaim wilayah tersebut membuat negara-negara di Asia-Pasifik mengambil tindakan.

Berdasarkan laporan dari laman SCMP, sebuah studi memeringatkan bahwa sejumlah negara di Asia-Pasifik tengah mengembangkan senjata kecil dan cerdas dalam bentuk drone dan rudal untuk menghalangi Tiongkok.

Studi yang berasal dari Institute of Strategic Studies tersebut menyebutkan bahwa senjata canggih dapat mengubah situasi di Laut China Selatan.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, Minggu, 9 Agustus 2020: Logam Mulia dan Pegadaian

Ditambah, bisa membantu para penggugat Laut China Selatan dan negara berkembang lainnya mencari cara untuk melawan agresi dari kekuatan besar khususnya Tiongkok.

"Meskipun proliferasi senjata canggih biasanya menjadi perhatian terkait eskalasi (kenaikan), rudal modern dan UAV (kendaraan udara tak berawak) saat ini dapat berfungsi sebagai senjata yang digunakan negara-negara kecil untuk mencegah agresi negara-negara yang lebih besar," tulis studi tersebut.

Para ilmuwan dalam studi pun turut menyebutkan adanya risiko tinggi bahwa senjata canggih yang tengah dikembangkan dapat jatuh ke tangan teroris dan ekstremis.

Baca Juga: Dikabarkan Punya Rencana Balikan dengan Mantan, Ayu Ting Ting: yang Penting Saya Tidak Menutup Hati

Untuk membatasi pengembangan rudal balistik di wilayah Laut China Selatan, negara-negara di Asia-Pasifik sejak tahun 1987 telah membuat Perjanjian Internasional Missile Technology Control Regime (MTCR).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat