kievskiy.org

Paus Banyak Diburu, Otoritas Islandia Ungkap Cara Tak Manusiawi yang Digunakan Nelayan Saat Masa Perburuan

Ilustrasi paus sirip. Otoritas Makanan dan Hewan Islandia menyebut bahwa paus butuh hampir 2 jam untuk mati selama musim perburuan.
Ilustrasi paus sirip. Otoritas Makanan dan Hewan Islandia menyebut bahwa paus butuh hampir 2 jam untuk mati selama musim perburuan. /Reuters/UAF Gulf Apex Predator-Prey Project

PIKIRAN RAKYAT – Otoritas Makanan dan Hewan Islandia (MAST) merilis laporan yang menyebut bahwa paus butuh hampir 2 jam untuk mati selama musim perburuan di negara tersebut. MAST memeriksa bangkai paus sirip yang mati karena tombak peledak dan mendapati hampir 40 persen mamalia laut tersebut harus berjuang sebelum mereka mati.

Laporan mencatat hanya 59 persen paus yang bisa mati seketika saat diburu dengan tombak dan sisanya harus meregang nyawa selama 11 menit hingga lebih dari 1 jam. Sementara itu, 25 persennya harus ditombak dua kali agar bisa mati.

Paus sirip merupakan mamalia terbesar kedua di bumi setelah paus biru dan termasuk satwa rentan menurut International Union for Conservation of Nature.

Laporan tersebut membuat Kementerian Pertanian dan Perikanan Islandia khawatir sebab pembunuhan paus butuh waktu terlalu lama. Meski praktik ini tak melanggar UU kesejahteraan hewan di negara itu, kini muncul pertanyaan apakah metode perburuan paus saat ini memenuhi standar kesejahteraan bagi hewan tersebut.

Baca Juga: 3 Tahun Pemberlakuan UU Keamanan Nasional, Sekolah di Hong Kong Dilanda Krisis Siswa dan Guru

“Laporan ini menggarisbawahi perlunya diskusi mengenai nilai-nilai Islandia yang ingin kita tampilkan. Saya percaya industri yang abai pada kesejahteraan hewan harus ditinggalkan. Bersama dengan temuan dewan ahli, laporan ini akan menjadi landasan penting pembuatan keputusan tentang perburuan paus setelah tahun 2023,” kata Menteri Pertanian dan Perikanan Islandia, Svandís Svavarsdóttir, dikutip dari The Guardian.

Islandia adalah salah satu negara yang melegalkan perburuan paus secara komersial. Kendati sudah ada larangan yang diberlakukan sejak 1986 oleh Komisi Perburuan Paus Internasional, praktik ini masih langgeng di negara tersebut.

Svavarsdóttir tahun lalu mengatakan Islandia berencana mengakhiri perburuan paus mulai 2024 nanti karena kurangnya permintaan pasar. Agustus lalu, kementerian meminta MAST untuk melakukan inspeksi rutin terhadap hal ini guna mempromosikan kesejahteraan si satwa akuatik.

Direktur senior International Fund for Animal Welfare (IFAW), Patrick Ramage, berpendapat temuan ini akan membuat ngeri komunitas internasional terlepas pandangan mereka soal perburuan paus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat