kievskiy.org

Iran Sebut Amerika Serikat Dipermalukan Setelah Usulan yang Disiapkan Berbulan-bulan Ditolak DK PBB

Bendera Amerika Serikat (AS).
Bendera Amerika Serikat (AS). /Pixabay/marcovannozzi.

PIKIRAN RAKYAT - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menolak usulan yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat mengusulkan resolusi untuk bisa memperpanjang embargo senjata Iran. Hanya saja usulan Amerika Serikat itu ditolak DK PBB.

Mengenai penolakan usulan Amerika Serikat oleh DK PBB ini, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut bahwa Amerika Serikat mengalami kekalahan yang memalukan.

Baca Juga: Hubungan dengan Tiongkok Memanas, Huawei dan ZTE Ditutup dari Rencana Jaringan 5G di India

"Saya tidak mengingat bahwa AS menyiapkan sebuah resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran, dan mereka hanya mendapatkan satu suara setuju," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan di televisi.

"Namun keberhasilan terbesar adalah ketika AS kalah dengan penghinaan dalam konspirasi ini," ujar dia menambahkan yang dilaporkan Reuters

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, penolakan usulan Amerika Serikat tersebut berdasarkan hasil pemungutan suara yang dilakukan Jumat 14 Agustus 2020.

Baca Juga: Produseri Pementasan Teater Daring Pertama, Happy Salma: Bukanlah Hal Mudah

Pada pemungutan suara tersebut, Rusia dan Tiongkok menolak. Sementara ada 11 negara termasuk Indonesia yang memilih abstain dan hanya Amerika Serikat serta Republik Dominika yang memberi suara setuju.

Embargo senjata Iran yang dijatuhkan oleh PBB akan segera mencapai tenggat berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan dunia, yang memfasilitasi pencabutan sejumlah sanksi internasional terhadap Iran sebagai imbalan atas penangguhan program nuklir negara itu.

AS sendiri keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018.

Baca Juga: Antam Mulai dari Rp1.084.000 per Gram, Berikut Daftar Harga Emas MInggu 16 Agustus 2020

Kini AS dapat menggunakan ancaman untuk memicu kembali dijatuhkannya semua sanksi PBB terhadap Iran dengan ketentuan dalam kesepakatan nuklir, atau disebut sebagai snapback.

Para diplomat mengatakan bahwa AS mungkin akan melakukan hal tersebut secepatnya pada pekan depan, namun negara itu akan mendapatkan perlawanan keras dan sulit.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat