kievskiy.org

Mengenal Wagner Group, Kelompok Tentara Bayaran yang Membelot dari Rusia

PMC Wagner Center, markas kelompok militer yang didirikan Yevgeny Prigozhin di Saint Petersburg, Rusia.
PMC Wagner Center, markas kelompok militer yang didirikan Yevgeny Prigozhin di Saint Petersburg, Rusia. /REUTERS/Igor Russak

PIKIRAN RAKYAT – Wagner Group merupakan tentara bayaran yang sempat mendukung Rusia, tetapi saat ini membelot dari negara tersebut. Pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengklaim bahwa pasukannya telah melewati perbatasan Ukraina dan memasuki Rusia, mereka juga telah menguasai situs militer di Rostov.

Aksi tersebut dilancarkan Wagner Group lantaran Yevgeny Prigozhin menuduh bahwa Rusia telah menghilangkan nyawa sejumlah pasukannya. Oleh karena itu, ia berniat untuk membalaskan dendamnya dengan menghancurkan militer Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pemberontakan Wagner Group merupakan bentuk pengkhianatan. Sejauh ini, keamanan di Moskow telah diperketat, termasuk terhadap fasilitas vital, lembaga negara, dan transportasi. Pihak keamanan setempat pun sedang berada dalam siaga tinggi.

Baca Juga: Warga Rusia Bersorak saat Tentara Bayaran Wagner Group Tinggalkan Kota Rostov, Pilih Mundur Teratur

Sejarah Wagner Group

Wagner Group merupakan kelompok tentara bayaran atau organisasi paramiliter yang didirikan oleh Yevgeniy Prigozhin, dan dideklarasikan pada 2014. Sosok pendiri Wagner Group itu merupakan seorang pengusaha Rusia sekaligus sekutu lama Vladimir Putin.

Yevgeniy Prigozhin juga terkenal dengan sebutan “Koki Putin” lantaran bisnis kateringnya, yang menyiapkan jamuan kenegaraan yang rumit untuk Vladimir Putin.

Mulanya, pendirian kelompok tersebut dilandasi tujuan untuk mendukung Rusia dalam aneksasi Krimea. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga memberikan bantuan militer kepada separatis pro-Rusia di wilayah Ukraina timur.

Baca Juga: Kim Jong Un Ancam Hukum Mati Warga Korea Utara yang Coba Bunuh Diri

Wagner Group dicurigai telah beroperasi setidaknya di 30 negara dengan tujuan untuk melancarkan kepentingan Rusia. Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Suriah, Libya, Venezuela, dan Republik Afrika Tengah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat