kievskiy.org

Cerita WNI di Gaza Bertahan di Tengah Perang Palestina-Israel: Kali Ini Lebih Menakutkan dan Sangat Mencekam

Serangan balasan Israel ke jalur Gaza, Palestina.
Serangan balasan Israel ke jalur Gaza, Palestina. /Reuters/Amir Cohen

PIKIRAN RAKYAT - Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di Gaza, Palestina, berbagi cerita betapa mencekamnya situasi di sana. Mereka harus bertahan di tengah saling serang antara kelompok militan Hamas Palestina dan Israel.

Bertugas sebagai aktivis kemanusiaan dari Nusantara Palestina Center, Abdillah Onim telah tinggal di Gaza selama 13 tahun. Selama itu pula, dia bersama istri dan tiga anaknya 'sudah terbiasa' mendengar suara dentuman bom atau rudal.

Akan tetapi, dia mengungkapkan bahwa perang kali ini terasa lebih mencekam. Dia menuturkan, situasinya terasa lebih mengerikan bagi keluarganya.

Baca Juga: Muhammadiyah: Jika Tak Ada Langkah Progresif, Maka Konflik Israel-Palestina Berpotensi Jadi Lebih Besar

“Ini adalah serangan yang bagi saya sangat besar, menakutkan, dan sangat mencekam," kata Abdillah Onim, Minggu 8 Oktober 2023.

Situasi itu bermula ketika kelompok milisi Hamas melancarkan serangan besar secara mendadak ke Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023 subuh. Israel kemudian membalas dengan melancarkan serangan balik.

Lebih dari 500 warga Israel tewas akibat serangan Hamas, dan sedikitnya 300 orang warga Palestina juga tewas imbas serangan balik Israel hingga Minggu 8 Oktober 2023 malam.

Situasi Darurat di RS Indonesia Gaza

Situasi darurat juga terasa di Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Sebuah rekaman video dari organisasi kemanusiaan di bidang kedaruratan medis (MER-C) memperlihatkan ambulans berdatangan mengevakuasi korban luka maupun tewas.

Duta Besar Indonesia untuk Palestina dan Yordania, Ade Padmo mengatakan bahwa ada 13 WNI di Gaza, yang merupakan relawan kemanusiaan. Mereka semua disebut berada dalam 'kondisi aman'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat