kievskiy.org

Slogan from the River to the Sea Terkait Hamas? Fakta Sejarah Palestina Buktikan Sebaliknya

Ilustrasi Palestina dan penjajahan oleh Israel.
Ilustrasi Palestina dan penjajahan oleh Israel. /Pixabay/hosny salah Pixabay/hosny salah

PIKIRAN RAKYAT - Gema slogan 'From the river to sea, Palestine will be free!' kian terdengar di seantero dunia. Seruan kebebasan itu semakin nyaring, menuntut agar penjajah Israel segera menghentikan Genosida di Gaza dan mengembalikan tanah yang telah mereka rampas.

Slogan ini lahir dari peristiwa tahun 1964, saat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di bawah kepemimpinan Yasser Arafat menyerukan pembentukan negara tunggal, yang membentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.

Istilah 'river' atau sungai merujuk pada Sungai Yordan, Yerussalem, sedangkan 'sea' merujuk pada Laut Mediterania alias Laut Tengah yang terletak di antara Eropa Selatan dan Afrika Utara.

Artinya, slogan ini merupakan simbol kemerdekaan Palestina yang wilayahnya membentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania. Slogan ini kemudian dipakai berbagai kalangan demonstran pro-Palestina di mana-mana, terutama negara-negara Barat.

Baca Juga: Rakyat Malaysia Puji Indonesia yang Kirim Kapal RS ke Gaza: In Pak Joko We Trust!

Menanggapi slogan, timbul sentimen buruk dari kubu Zionis. Pengamat pro-Israel menilai slogan punya efek mengerikan bagi warga Yahudi di Israel. Pasalnya, di wilayah yang kini disebut Israel, hanya akan ada satu entitas, yaitu Palestina.

"Tidak akan ada negara Yahudi, dan status Yahudi dalam entitas apa pun yang muncul akan sangat tidak jelas,” ujar Yehudah Mirsky, seorang rabbi sekaligus profesor Studi Timur Dekat dan Yudaisme yang berbasis di Yerusalem di Universitas Brandeis, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 5 November 2023.

“Kedengarannya lebih seperti sebuah ancaman daripada janji pembebasan. Hal ini tidak menandakan masa depan di mana orang-orang Yahudi dapat memiliki kehidupan yang utuh dan menjadi diri mereka sendiri,” katanya.

Mirsky menambahkan, mereka yang meneriakkan slogan tersebut adalah pendukung 'teroris' Hamas, yang tidak bisa dibiarkan apalagi dibenarkan. Apakah benar demikian?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat