PIKIRAN RAKYAT - Serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina menimbulkan gelombang simpati dari dunia.
Dari Beirut hingga London, dari Tunis hingga Roma, seruan gencatan senjata untuk mengakhiri serangan tanpa henti Israel di Jalur Gaza. Teriakan 'From the River to the Sea' pun ramai digaungkan para demonstran pro-Palestina.
Slogan 'From the River to the Sea, Palestine will be free' secara harfiah memiliki arti 'Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka'.
Baca Juga: Kenapa Orang Israel Mendiami Tanah Palestina?
Apa Maknanya?
Setelah didirikan oleh diaspora warga Palestina pada 1964 di bawah kepemimpinan Yasser Arafat, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan pembentukan negara tunggal yang membentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.
Perdebatan mengenai pembagian wilayah ini sudah mencuat sebelum terbentuknya Israel pada 1948. Sebab setahun sebelumnya, PBB mengajukan rencana pembagian dua negara, yakni negara Yahudi yang mencakup 62 persen dari mandat Inggris dan negara Palestina. Namun rencana itu ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin Arab saat itu.
Pimpinan PLO lantas menerima prospek solusi dua negara, tapi gagalnya proses perdamaian Oslo pada 1993 dan upaya Amerika Serikat menjadi penengah di Camp David pada 2000 menyebabkan terjadinya Intifada kedua, alias pemberontakan massal Palestina.
Pengamat Palestina dan Israel memiliki penafsiran tersendiri dari slogan tersebut. Nimer Sultany, dosen hukum di School of Oriental and African Studies (SOAS) di London menilai slogan itu menyerukan kesetaraan bagi penduduk Palestina.