kievskiy.org

Penjajah Israel Terus Bombardir Rumah Sakit di Gaza, Perawat: Kami Terbunuh di Sini

Ilustrasi - Petugas medis berusaha menyelamatkan bayi Palestina Mosab Sobieh, yang berusia kurang dari satu tahun dan terluka dalam serangan Israel di rumah mereka, di Rumah Sakit Indonesia yang kehabisan bahan bakar dan listrik, di Jalur Gaza utara.
Ilustrasi - Petugas medis berusaha menyelamatkan bayi Palestina Mosab Sobieh, yang berusia kurang dari satu tahun dan terluka dalam serangan Israel di rumah mereka, di Rumah Sakit Indonesia yang kehabisan bahan bakar dan listrik, di Jalur Gaza utara. /Reuters/Anas al-Shareef

PIKIRAN RAKYAT - Rumah sakit di Gaza terus-menerus dibombardir. Kompleks rumah sakit Al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar tempat staf Médecins Sans Frontières (MSF) bekerja, beberapa kali terkena serangan, termasuk bangsal bersalin dan rawat jalan, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera.

Pertikaian di sekitar rumah sakit belum berhenti. Tim MSF dan ratusan pasien masih berada di dalam rumah sakit Al-Shifa. MSF terus mengulangi seruannya untuk menghentikan serangan terhadap rumah sakit, segera melakukan gencatan senjata dan melindungi fasilitas medis, staf medis, dan pasien.

“Kami terbunuh di sini, tolong lakukan sesuatu!” ucap salah satu perawat MSF dari ruang bawah tanah rumah sakit Al-Shifa pagi ini, tempat dia dan keluarganya berlindung dari gencarnya pemboman. “Empat atau lima keluarga kini berlindung di ruang bawah tanah, penembakan sangat dekat, anak-anak saya menangis dan menjerit ketakutan," katanya lagi.

“Situasi di Al-Shifa benar-benar bencana. Kami menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menghentikan serangan yang tak henti-hentinya terhadap sistem kesehatan Gaza. Staf dan pasien kami berada di dalam rumah sakit Al-Shifa di mana pemboman besar-besaran belum berhenti sejak kemarin," kata Ann Taylor, Kepala Misi MSF di Wilayah Pendudukan Palestina.

Baca Juga: Daftar Produk Fashion yang Terafiliasi Dukung Genosida Israel di Palestina

Rumah Sakit Al-Shifa adalah kompleks rumah sakit utama di Jalur Gaza dengan 700 tempat tidur, menyediakan perawatan darurat dan bedah. Saat ini, tidak ada fasilitas lain di Jalur Gaza yang mampu menerima dan merawat pasien dengan cedera kompleks yang terkadang mengancam jiwa sebanyak itu.

Meskipun terjadi serangan rutin dan kekurangan staf, staf berhasil menjaga operasional rumah sakit. Kemarin, RS Al-Shifa mati listrik. Ambulans tidak bisa lagi bergerak untuk menjemput korban luka, dan pemboman tanpa henti membuat pasien dan staf tidak bisa dievakuasi. Pada saat artikel ini ditulis, staf kami menyaksikan orang-orang ditembak ketika mereka berusaha melarikan diri dari rumah sakit.

“Ada banyak pasien yang sudah dioperasi dan mereka tidak bisa berjalan. Mereka tidak bisa mengungsi, kata Dr. Mohammed Obeid, ahli bedah MSF di rumah sakit Al-Shifa. Kami membutuhkan ambulans untuk memindahkan mereka, kami tidak punya ambulans untuk mengevakuasi semua pasien. pasien-pasien ini," ucapnya.

“Kami tidak bisa berangkat karena dari (kemarin) pagi sampai sekarang, kami mengoperasi sekitar 25 pasien. Kalau saya tidak di sini atau dokter bedah lain. Siapa yang akan merawat pasien? tanya Obeid. Ada pasien yang perlu dioperasi, yang lain. Sementara pasien yang satu lagi sudah tidur (di bawah pengaruh obat bius).”

Baca Juga: Layanan Komunikasi di Gaza Bakal Terputus, Menkom Palestina: Berarti Banyak Nyawa Akan Hilang

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat