kievskiy.org

Hamas: AS Dalang Penjajah Israel Bantai RS Terbesar di Gaza

Ilustrasi - Manuver tank penjajah Israel, di tengah pembantaian yang sedang berlangsung terhadap kelompok Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza utara, 8 November 2023.
Ilustrasi - Manuver tank penjajah Israel, di tengah pembantaian yang sedang berlangsung terhadap kelompok Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza utara, 8 November 2023. /Reuters/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT - Hamas menekankan bahwa Presiden AS Joe Biden sepenuhnya bertanggung jawab atas pembantaian penjajah Israel di rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa. Pernyataan itu muncul sehari setelah Gedung Putih tuduhan AS atas kelompok Islam dan nasionalisme Palestina tersebut.

Dalam tuduhannya, AS mengatakan bahwa sumber-sumber intelijen mereka menguatkan klaim penjajah Israel mengenai Hamas yang telah menggunakan RS sebagai pusat komando. Mereka pun diklaim mengubur sebuah pusat operasional di bawah rumah sakit.

"Kami menganggap pendudukan (penjajah Israel) dan Presiden Biden sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks medis Al Shifa," kata Hamas, Rabu 15 November 2023.

"Pernyataan Gedung Putih dan Pentagon atas klaim palsu pendudukan bahwa perlawanan menggunakan kompleks medis Al Shifa untuk tujuan militer telah memberi lampu hijau kepada pendudukan (penjajah Israel) untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil," tuturnya menambahkan.

Dalih Penjajah Israel Bantai RS Al Shifa

Penjajah Israel mengatakan bahwa mereka melakukan "operasi yang tepat dan terarah" terhadap pusat komando Hamas yang dicurigai berada di bawah RS Al Shifa. Padahal, rumah sakit tersebut merupakan tempat ribuan warga sipil berlindung.

Pejabat dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, Youssef Abul Reesh mengatakan bahwa dia melihat tank di dalam kompleks Rumah Sakit. Berada di dalam RS Al Shifa, dia juga melihat ada puluhan tentara dan pasukan komando di dalam gedung darurat.

Setelah peringatan tajam dari Amerika Serikat dan lainnya bahwa RS Al Shifa harus dilindungi, penjajah Israel berdalih serangan itu dilakukan berdasarkan "kebutuhan operasional". Pelaku genosida itu pun telah berulang kali mengklaim bahwa penggunaan fasilitas militer Hamas 'membahayakan statusnya yang dilindungi di bawah hukum internasional'.

Padahal, klaim tersebut telah dibantah oleh banyak pengacara hak asasi manusia internasional. Salah satunya seorang ahli hukum internasional di Queen's University di Kanada, Ardi Imseis.

Dia mengatakan bahwa Penjajah Israel memiliki sejarah menyajikan bukti yang dipertanyakan, dan tidak dapat diverifikasi kepada masyarakat internasional. Dia menambahkan, penjajah Israel memikul beban untuk "menghasilkan bukti" dan membuktikan klaimnya bahwa rumah sakit tersebut telah digunakan oleh Hamas sebagai pangkalan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat