kievskiy.org

Rusia Sebut Kematian 13.000 Warga Sipil dan Anak-Anak Palestina Dosa Besar Amerika Serikat

Seorang anak Palestina melihat roti yang dipanggang di oven kayu bakar, di tengah kekurangan bahan bakar dan listrik, saat konflik antara Hamas dan Israel berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 16 Oktober 2023.
Seorang anak Palestina melihat roti yang dipanggang di oven kayu bakar, di tengah kekurangan bahan bakar dan listrik, saat konflik antara Hamas dan Israel berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 16 Oktober 2023. /REUTERS/Mohammed Salem REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengungkapkan bahwa Rusia menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas situasi yang terjadi di Gaza, Palestina. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Rabu.

Lyudmila menegaskan bahwa situasi di Gaza saat ini menunjukkan kesamaan dengan situasi di Ukraina selama revolusi Maidan pada 2014. Ia mengaitkan protes Euromaidan dengan manipulasi politik yang didukung oleh Barat, yang berujung pada penggulingan presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych.

"Jadi, jika ditanya apakah ada kesamaan antara situasi di Ukraina dalam protes Euromaidan dengan situasi di Palestina saat ini? Tentu ada kesamaan," ujar Lyudmila.

Lyudmila menyampaikan bahwa sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober, AS telah menghambat implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di wilayah Palestina yang terkepung. Hal ini, menurutnya, memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, dengan lebih dari 13.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Sehingga kematian warga sipil dan anak-anak yang tidak berdosa merupakan dosa besar Amerika Serikat.

Baca Juga: Erdogan Sebut Israel Sebagai Negara Teror, Desak Pembawaan ke Pengadilan Internasional

"AS mendukung Israel dan mereka mencegah implementasi solusi dua negara (antara Israel dan Palestina). Hal yang sama juga terjadi dengan (protes) Euromaidan di Ukraina. AS berada di balik krisis ini," tegasnya.

Lyudmila menyoroti tatanan internasional liberal yang menurutnya telah menciptakan krisis, bukan stabilitas. Terkait posisi Rusia, ia mengajak masyarakat internasional untuk mematuhi hukum internasional.

"Kami meminta masyarakat internasional untuk kembali kepada hukum internasional. Solusi damai tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesediaan untuk menerima dan mematuhi hukum internasional," pungkasnya.

Update Korban Genosida yang Dilakukan Israel di Gaza

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan dengan meningkatnya korban jiwa dan dampak yang melibatkan anak-anak. Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa setidaknya 13.000 orang telah tewas, termasuk 5.500 anak-anak dan 3.500 wanita.

Korban luka-luka mencapai angka 30.000, dengan sekitar 75% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 6.000 warga dilaporkan hilang di Gaza, sedangkan di Tepi Barat, tercatat 215 orang tewas dan lebih dari 2.750 lainnya luka-luka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat