kievskiy.org

Tak Cukup Palestina, Israel Jadi Dalang Penjajahan di Republik Demokratik Kongo

Pengangkut personel lapis baja (APC) Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) melewati jalan di kamp Rhoe untuk para pengungsi internal (IDP) di wilayah Djugu, provinsi Ituri, 20 April 2023.
Pengangkut personel lapis baja (APC) Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) melewati jalan di kamp Rhoe untuk para pengungsi internal (IDP) di wilayah Djugu, provinsi Ituri, 20 April 2023. /REUTERS/Paul Lorgerie

PIKIRAN RAKYAT - Di Republik Demokratik Kongo, hampir 7 juta orang terpaksa mengungsi akibat konflik dan pembantaian yang sedang berlangsung. Pengusaha Israel Dan Gertler ternyata merupakan sosok di balik situasi mengerikan di negara itu.

Data terkait rakyat terdampak yang mencapai jutaan jiwa diungkapkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). IOM memperingatkan bahwa ini adalah salah satu krisis kemanusiaan dan pengungsian internal terbesar di dunia.

Wilayah timur Kongo menjadi wilayah terparah akibat pertempuran antara puluhan kelompok bersenjata. Komunitas lokal telah memimpin protes terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.

Warga lokal menilai PBB telah gagal mencegah masifnya eskalasi kekerasan. Bulan Oktober lalu, setidaknya delapan penjaga perdamaian PBB di Kongo timur diskors karena tuduhan pelecehan seksual.

Terkait Zionis sebagai dalang dari penderitaan rakyat Kongo erat hubungannya dengan sosok milyarder Israel Penjajah, Dan Gertler. Pengusaha berlian yang kaya raya itu pada 2018 dilaporkan atas dugaan korupsi dalam transaksi pertambangan dan minyak, dengan jumlah kerugian lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp15,5 triliun) di Republik Demokratik Kongo.

Laporan dilayangkan oleh Amerika Serikat. Washington mengatakan bahwa korupsi yang dilakukan Gertler telah merusak pertumbuhan ekonomi dan mencederai hukum di negara miskin di Afrika itu.

Bukannya berhasil dibui, Gertler justru menemukan sekutu untuk membantunya lepas dari jeratan sanksi AS, yaitu Presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi.

Membela Gentler dari tuduhan AS terkait penjarahan uang negara, Presiden Tshisekedi sampai bersurat kepada Presiden AS, Joe Biden, meminta hukuman Departemen Keuangan itu agar dibatalkan saja.

“Republik Demokratik Kongo tidak lagi memiliki keluhan apa pun terhadap Tuan Gertler dan kelompoknya,” kata Tshisekedi dalam suratnya untuk Biden, yang dikirim bulan Mei 2023, dikutip The New York Times, Jumat, 24 November 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat