kievskiy.org

Israel dan Palestina Pernah Damai? Mengulik Isi Perjanjian Oslo dan Relevansinya saat Ini

Ilustrasi Palestina dan Israel.
Ilustrasi Palestina dan Israel. /Pixabay/Jorge Villalba Pixabay/Jorge Villalba

PIKIRAN RAKYAT - Tiga puluh tahun lalu, para pemimpin Israel penjajah dan Palestina bertemu di halaman Gedung Putih di Washington. Mereka menandatangani perjanjian yang diyakini banyak orang bisa menjadi pendahulu bagi perdamaian di wilayah tersebut.

Perjanjian Oslo pertama mempertemukan perdana menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat. Jabat tangan dilakukan di antara mereka, sebagai isyarat yang signifikan.

Kesepakatan itu akan membuat mereka berdua menerima Hadiah Nobel Perdamaian, bersama dengan Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres. Ketiga pria itu sekarang sudah tiada, dengan Yitzhak Rabin dalam keadaan yang berhubungan langsung dengan Perjanjian.

Proses perdamaian yang seharusnya dimulai dengan kesepakatan itu telah mati, dengan Israel melanjutkan pendudukan ilegalnya atas wilayah Palestina. Begitu juga dengan rakyat Palestina yang tidak lebih dekat menjadi sebuah negara merdeka.

Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, berikut hal-hal yang perlu diketahui mengenai perjanjian bersejarah tersebut.

Apa itu Perjanjian Oslo?

Perjanjian Oslo pertama, yang dikenal sebagai Oslo I, ditandatangani pada 13 September 1993. Kesepakatan antara kepemimpinan Israel dan Palestina melihat masing-masing pihak mengakui yang lain untuk pertama kalinya. Kedua belah pihak juga berjanji untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Perjanjian Oslo kedua, yang dikenal sebagai Oslo II, ditandatangani pada September 1995. Perjanjain itu membahas lebih rinci tentang struktur badan-badan yang seharusnya dibentuk oleh proses perdamaian.

Perjanjian Oslo seharusnya membawa penentuan nasib bagi Palestina, dalam bentuk negara Palestina bersama Israel. Hal itu berarti bahwa Israel, yang dibentuk di tanah Palestina yang bersejarah pada 1948 dalam sebuah peristiwa yang dikenal Palestina sebagai Nakba, akan menerima klaim Palestina atas kedaulatan nasional.

Bagaimanapun, klaim tersebut hanya akan terbatas pada sebagian kecil dari wilayah bersejarah Palestina, dengan sisanya diserahkan kepada kedaulatan Israel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat