kievskiy.org

Ritual Natal Unik di Palestina yang Hancur Akibat Pembantaian Israel Penjajah

Seorang biarawan berdiri di dalam Gereja Kelahiran pada hari peluncuran awal musim Natal, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 2 Desember 2023.
Seorang biarawan berdiri di dalam Gereja Kelahiran pada hari peluncuran awal musim Natal, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 2 Desember 2023. /Reuters/Ammar Awad

PIKIRAN RAKYAT - Melalui lagu-lagu Natal, kue kering, dan lampu Natal, 25 Desember ditandai dengan kegembiraan dan perayaan kelahiran Yesus bagi lebih dari 2 miliar orang Kristen di seluruh dunia. Namun, malam yang sunyi menimpa 50.000 orang Kristen di Palestina, jumlah yang menurun dengan cepat.

Keselamatan umat Kristen di Palestina terguncang oleh pemboman Gereja Ortodoks Yunani tertua di Gaza Saint Porphyrius pada Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 18 orang termasuk anak-anak. Pasukan Israel penjajah juga menembak dan membunuh seorang ibu Kristen tua dan putrinya di sebuah gereja Katolik di Gaza pada Sabtu 23 Desember 2023.

Pada 2023 ini, banyak ritual gembira yang menjadi ciri Natal di Palestina akan digantikan oleh upacara yang lebih sederhana, berkabung dan berdoa, menyinari cahaya keras pada realitas wilayah saat ini. Misalnya di Gereja Lutheran, memiliki Bayi Yesus di palungan puing-puing dan kehancuran.

Apakah Yesus orang Palestina?

Banyak aliran pemikiran Kristen percaya bahwa Yesus lahir di Betlehem, di Tepi Barat yang sekarang diduduki Israel penjajah. 

"Yesus lahir di sisi tembok kami," kata pendeta Palestina, Pendeta Munther Isaac.

Dia menambahkan, narasi kelahiran Yesus di Betlehem didukung oleh arkeologi serta kitab suci seperti Injil Lukas.

"Ini tahun 2023, dan Anda punya, pada hari Natal, di seluruh dunia, jutaan, begitu banyak, ratusan juta, jika tidak lebih, orang Kristen pergi ke gereja, membaca tentang Betlehem, bernyanyi tentang Betlehem dan berpikir mungkin tentang Betlehem sebagai tempat mitos, sebagai dongeng, tidak menyadari itu adalah tempat yang nyata dengan orang-orang, dengan komunitas Kristen yang telah menjaga tradisi tetap hidup selama 2.000 tahun," tutur Munther Isaac.

Bagaimana Kisah Natal?

Munther Isaac menarik kesejajaran antara kisah kelahiran Yesus dan situasi pada saat ini di Palestina.

"Sementara keluarga Yesus tinggal di Nazaret saat itu, mereka melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem untuk pendaftaran (sensus) itu," ujarnya, dengan jeda yang bijaksana di antara kalimat-kalimatnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat