PIKIRAN RAKYAT - Saleh al-Arouri (57) tewas dalam serangan pesawat nirawak penjajah Israel di Dahiyeh, pinggiran Beirut Selatan, Lebanon. Kabar kematian elite Hamas itu disampaikan media Lebanon.
Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pada Selasa, 2 Januari 2024. Dia merupakan pejabat senior politbiro Hamas, sebelumnya memimpin kelompok itu di Tepi Barat, Palestina.
Bukan cuma al-Arouri, pejuang Hamas lainnya juga tewas. "Samir Findi Abu Amer dan Azzam Al-Aqraa Abu Ammar, pemimpin sayap bersenjata Hamas – Brigade Qassam – juga tewas," kata Hamas dalam pesan di saluran Telegramnya.
Sebelum kabar tewasnya elit Hamas itu, Kantor Berita Nasional Lebanon mengungkapkan, ledakan itu menewaskan sedikitnya enam orang, dilakukan pesawat nirawak penjajah Israel.
Jauh hari sebelum serangan yang menewaskan elite Hamas itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menghabisi al-Arouri. Tewasnya al-Arouri menurut analis politik Israel Akiva Eldar merupakan keberhasilan yang sangat dibutuhkan Netanyahu.
Senada dengan Akiva, direktur penelitian di Arab Center Washington DC Imad Harb menilai, penjajah Israel melakukan serangan itu untuk mencari kemenangan yang sulit diperoleh. "Sejauh ini, Israel belum bisa mengeklaim kemenangan di Gaza, jadi membunuh para pemimpin Hamas adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan," kata dia.
Dia pun menegaskan bahwa ini merupakan pencapaian bagi tentara Israel dan politisi Israel. Pembunuhan al-Arouri merupakan eskalasi yang berbahaya, karena terjadi di wilayah operasi Hizbullah, jauh dari perbatasan.
Harb memperkirakan, Hizbullah kemungkinan akan meningkatkan serangan terhadap penjajah Israel sebagai respons atas pembunuhan elite Hamas itu, tetapi tidak akan meningkatkan konflik menjadi perang habis-habisan.
Perlawanan terus berlanjut