kievskiy.org

Masker N95 Bisa Dipakai Ulang Asal Dipanggang 71 Derajat Celcius, Sahih dari Penciptanya

Ilustrasi masker N95.
Ilustrasi masker N95. /Pixabay/Rosario C

PIKIRAN RAKYAT - Saat Peter Tsai menciptakan material yang kelak menjadi bahan utama masker N95 pada 1990-an, dia tidak pernah menyangka bahwa masker itu bisa menyelamatkan jutaan nyawa beberapa dekade setelahnya.

Kini, selama pandemi COVID-19, masker yang dapat menangkal virus dan bakteri ini digunakan oleh para responden pertama, nakes, serta mereka yang rentan di seluruh dunia.

“Penemuan saya hanyalah sebuah penemuan biasa pada waktu yang luar biasa,” ujarnya seperti dilansir laman ShareAmerica yang diakses Pikiran-Rakyat.com, Rabu, 23 September 2020.

Penemu masker N95, Peter Tsai/Dok. Kathy Tsai
Penemu masker N95, Peter Tsai/Dok. Kathy Tsai

Baca Juga: IHSG Melemah, Tercatat 0,33 Persen Pada Penutupan Sesi II

Butuh satu dekade lebih bagi Peter untuk mengembangkan serat bermuatan listrik yang menjadi bahan masker N95.

Setelah pindah ke AS dari Taiwan pada 1981 untuk kuliah di Kansas State University, Peter meraih gelar doktor dalam sains materi setelah menyelesaikan lebih dari 500 kredit dalam berbagai mata pelajaran, seperti teknik dan ilmu-ilmu keras, yang “setara dengan enam gelar Ph.D.,” terangnya.

Peter mengikuti profesornya dari Kansas State University ke University of Tennessee, Knoxville, tempat dia juga akhirnya menjadi profesor.

 Baca Juga: 5 Alasan Sering Bangun Tengah Malam, Salah Satunya karena Kecemasan dan Depresi

Di sana Peter memimpin tim peneliti yang mengembangkan material yang menyaring udara dengan menarik partikel melalui serat bermuatan listrik. Pada 1992, timnya mengembangkan sebuah material yang terdiri dari muatan positif dan negatif, yang mampu menarik partikel, seperti debu, bakteri, dan virus, serta menahan 95 persen darinya dengan polarisasi sebelum dapat menembus masker. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat