kievskiy.org

Prabowo Jadi Bahan Penelitian Genosida Yale University, Mengulik Kasus Pembantaian di Timor Timur

Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Prabowo Subianto menjadi salah satu referensi studi terkait genosida oleh salah satu universitas top dunia, Yale University. Dalam situs Program Studi Genosida, nama Capres yang berpotensi memenangkan Pemilu 2024 itu terpampang.

Identitas Prabowo Subianto cukup jelas, baik mengenai tanggal lahirnya pada 17 Oktober 1951 hingga nama sang ayah, Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo. Begitu juga statusnya yang pernah menjadi menantu presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Selain itu, Yale University juga membeberkan dugaan tindak kekerasan yang dilakukan Prabowo Subianto. Kasus yang mereka gunakan adalah apa yang terjadi di Timor Timur pada 1991.

"Sebelumnya, Prabowo menghabiskan sebagian besar karier pembunuhannya di Timor Timur. Pada 1991, dia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara ke-17 Kostrad yang bermarkas di Cijantung, Jakarta, sebuah unit yang tidak bertugas resmi di Timor Timur," kata Yale University dalam publikasinya, dilihat Pikiran-Rakyat.com pada Jumat 16 Februari 2024.

Meski jabatannya jauh dari Timor Timur, Prabowo Subianto disebut tetap aktif di Dili.

"Menurut salah satu sumber: 'Bagi Prabowo, Tim Tim seperti di rumah. Dia sering berada di Timor tanpa sepengetahuan atasannya'," ucap publikasi Yale University.

Pada akhir Oktober 1991, sebelum penembakan 28 Oktober terhadap dua orang di Gereja Motael, Prabowo Subianto dikatakan sering terlihat di jalan-jalan Dili. Seorang aktivis Timor Leste menjelaskan, 'Tetapi pada hari-hari sebelum 12 November 1991 (Santa Cruz) Prabowo tidak terlihat di Dili'.

"Dia sepertinya menghilang. Namun setelah itu, ketika Utusan Khusus PBB Amos Wako mengunjungi Timor Timur untuk menyelidiki korban pembantaian Santa Cruz, Prabowo muncul kembali," ujar publikasi Yale University.

Selama periode 1989-1991, militer melakukan kampanye singkat untuk menangkap pemimpin Fretilin Gusmao dan mencegah protes rakyat pada kesempatan kunjungan Paus. Banyak orang Timor ditangkap, dipenjara, dan disiksa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat