PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah sepakat untuk tidak melakukan aksi militer di Jalur Gaza selama Ramadhan.
Maklumat itu disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin, 26 Februari 2024.
Biden menuturkan sekutunya berkompromi untuk melakukan gencatan senjata sementara demi membebaskan para sandera yang disekap oleh Hamas.
Akan tetapi, jika sampai 10 Maret atau awal Ramadhan tidak ada sandera yang dibebaskan, Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu tak akan segan melanjutkan pembantaian, termasuk di Rafah tempat warga sipil Gaza berlindung dari aksi militer.
Baca Juga: Hak Angket Tak Layak Dilanjutkan, Bukan Kehendak Sebagian Besar Rakyat
“Terdapat kesepakatan dari pihak Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan aktivitas selama Ramadan, untuk memberi kami waktu membebaskan semua sandera,” kata Biden saat wawancara dengan NBC News yang dipublikasi pada Senin.
Biden berharap agar kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa tercapai pada 4 Maret mendatang.
Proposal Gencatan Senjata
Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Hamas telah menerima proposal gencatan senjata yang dirancang dari hasil perundingan multinasional selama beberapa hari di Paris dengan melibatkan perwakilan Israel, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar.
Proposal tersebut berisi negosiasi agar Hamas mau membebaskan wanita Israel, anak-anak di bawah 19 tahun, lansia di atas 50 tahun, dan sandera yang sedang sakit dengan total keseluruhan 40 orang.