kievskiy.org

Darah Palestina di Setiap Manisnya Gigitan Kurma Israel

Ilustrasi kurma.
Ilustrasi kurma. /Freepik/azerbaijan_stockers

PIKIRAN RAKYAT - Komisi Hak Asasi Manusia Islam atau Islamic Human Rights Commission (IHRC) telah menyerukan aksi boikot terhadap kurma Israel penjajah sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, seruan boikot itu sudah dikeluarkan masyarakat sipil Palestina sejak 2005.

Bukan tanpa alasan, sebelum pembantaian yang dimulai pada Oktober 2023 sampai saat ini, Israel penjajah telah banyak memberikan penderitaan bagi warga Palestina. Begitu juga dengan kurma Israel.

Pencaplokan Tanah Palestina

Pemukiman Israel penjajah yang dibangun di atas tanah Palestina yang dicuri telah dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Internasional. Sebanyak 60 persen kurma Israel ditanam di pemukiman ini.

Kurma adalah tanaman mereka yang paling menguntungkan dan berkontribusi signifikan terhadap kelayakan ekonomi mereka.

Sebanyak 80 persen dari kurma yang diekspor Israel penjajah berasal dari sana, dan Inggris menjadi pasar terbesar ke-2 mereka. Jika Anda menentang pemukiman, targetkan produk kurma mereka.

Eksploitasi Pekerja Palestina

Pemukim Israel penjajah membawa buruh Palestina bergaji rendah untuk melakukan pekerjaan di perkebunan kurma Israel yang melanggar ini. Selama musim panen, para pekerja dibawa ke atas pohon-pohon kurma Israel oleh derek yang mengangkat di Sin pagi hari, dibiarkan bertengger di telapak tangan yang menjulang hingga ketinggian 12 meter atau setara dengan bangunan 4 lantai.

Mereka dibiarkan di sana, bergoyang tertiup angin hingga 8 jam bahkan tanpa istirahat ke toilet, tanpa sarana untuk turun sampai derek kembali di penghujung hari. Para pekerja berpegangan pada pohon dengan satu tangan dan bekerja dengan yang lain untuk memenuhi kuota mereka. Jika mereka tertinggal, mereka akan kehilangan pekerjaan.

Pekerja Anak

Orang-orang Israel penjajah lebih suka mempekerjakan anak-anak, bahkan mengeluarkan izin kerja resmi. Hal itu adalah karena mereka dapat memanjat pohon lebih cepat, bekerja lebih sedikit, dan lebih mudah untuk menipu dan mempermalukan mereka.

Akibat kemiskinan, keluarga-keluarga Palestina terpaksa mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah dan menyerahkannya kepada para pemukim untuk bekerja dengan harga murah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat