kievskiy.org

Eks Jenderal Penjajah Israel Akui Muak dengan Ramadhan, Sebut 'Hari Libur Mematikan'

Sejumlah warga Palestina melakukan aksi protes terhadap penyerbuan polisi Israel ke dalam Masjid Al Aqsa pada 5 April 2023.
Sejumlah warga Palestina melakukan aksi protes terhadap penyerbuan polisi Israel ke dalam Masjid Al Aqsa pada 5 April 2023. /Reuters/Mohammed Salem Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Mantan jenderal militer Israel dan anggota parlemen Knesset, Uzi Dayan, menyebut bulan suci Ramadan sebagai 'hari libur yang mematikan'. Dalam sebuah wawancara televisi, Dayan mengaku muak dengan Ramadan, bulan suci yang dinanti-nanti umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Menurut Dayan, di bulan Ramadan, banyak keputusan diambil tanpa pertimbangan yang matang. Dia menilai pentingnya pengerahan pasukan sebagai respons atas potensi ketegangan yang muncul.

Lebih lanjut, Dayan juga menyatakan niatnya untuk mencegah Muslim beribadah di Masjid Al Aqsa selama Ramadan. Dia bahkan tidak akan mengizinkan warga Palestina dari Yudea, Samaria, serta Lembah Yordan untuk memasuki Bukit Bait Suci (Temple Mount), sebutan Israel untuk Masjid Al Aqsa.

Namun, dia akan mengizinkan Muslim Israel untuk memasuki situs suci tersebut, dengan syarat tidak ada masalah terhadap mereka secara individu maupun kelompok.

Pernyataan kontroversial Dayan ini bukanlah yang pertama kali muncul dari pihak Israel terkait bulan Ramadan. Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu, bahkan pernah menyerukan agar bulan suci Ramadan dihapuskan karena kekhawatiran akan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem.

Tegangan antara warga Palestina dan Israel memang kerap meningkat menjelang dan selama bulan Ramadan, dengan kompleks Masjid Al Aqsa menjadi salah satu titik fokus utama. Pembatasan kunjungan umat Islam ke masjid ini sering memicu ketegangan, yang pada beberapa kesempatan berujung pada bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina.

Situasi di Masjid Al Aqsa tidak hanya menjadi perhatian lokal, tapi juga internasional. Kompleks ini telah menjadi sumber konflik antara Israel dan Palestina selama bertahun-tahun, dengan beberapa insiden yang memicu kerusuhan, termasuk kunjungan kontroversial sejumlah pejabat Israel ke tempat suci tersebut.

Meskipun aturan status quo menetapkan bahwa hanya Muslim yang boleh beribadah di Masjid Al Aqsa, seringkali orang Yahudi juga berusaha memasuki kompleks tersebut, meskipun ini sering menimbulkan ketegangan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat