kievskiy.org

Korban Sebenarnya dari Konflik Iran vs Israel adalah Warga Biasa

Orang-orang berjalan, setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di Tel Aviv, Israel, 14 April 2024.
Orang-orang berjalan, setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di Tel Aviv, Israel, 14 April 2024. /Reuters/Hannah McKay

PIKIRAN RAKYAT - Ketika para pendukung Republik Islam merayakan serangan rudal terhadap Israel penjajah, kebanyakan orang Iran sangat prihatin tentang konsekuensi ekonomi dari eskalasi lebih lanjut dan kemungkinan perang skala penuh.

Kekhawatiran ini semakin terlihat jelas setelah Iran mengumumkan telah meluncurkan drone dan rudal yang akan mencapai Israel penjajah dalam beberapa jam ke depan. Di beberapa kota, antrian panjang terbentuk di pom bensin.

Hal itu terjadi, karena beberapa kelompok yang terdiri dari puluhan hingga beberapa ratus pendukung pemerintah memulai "perayaan" mereka di jalan-jalan di beberapa kota.

Kekhawatiran masyarakat umum bukannya tidak berdasar. Rial terdepresiasi dengan cepat, bahkan sebelum rudal mendekati Israel penjajah, jatuh ke lebih dari 700.000 terhadap dolar.

Sumber di Teheran mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan intervensi untuk memulihkan nilai rial yang hilang dengan menyuntikkan dolar ke pasar. Mereka juga mengambil langkah-langkah ekstrem, seperti mengancam biro pertukaran dan pedagang online dengan penutupan, untuk menurunkan suku bunga.

Akibatnya, pada hari Minggu 14 April 2024, rial berhasil pulih hampir ke level sebelum serangan menjadi sekitar 660.000 terhadap dolar. Bursa Efek Teheran juga turun 11.000 poin (sekitar 0,5 persen) pada akhir perdagangan pada hari yang sama, tetapi pulih sekitar lima ribu poin pada tengah hari Senin.

Pihak berwenang telah menuntut setidaknya dua wartawan dan dua surat kabar, termasuk Jahan-e Sanat, sebuah harian ekonomi, karena menyatakan keprihatinan atas konsekuensi politik dan ekonomi dari eskalasi dalam situasi tersebut karena "mengancam keamanan psikologis orang" dan mendesak orang untuk melaporkan siapa saja yang mengambil "sisi" Israel di media sosial.

"Kebanyakan orang masih menjadi penonton dari apa yang terjadi dan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya tidak melihat patriotisme dan perasaan umum kebanggaan nasional atas serangan yang dalam skala jauh lebih besar daripada yang diperkirakan siapa pun," tutur Saman, seorang pengecer berusia 47 tahun di Teheran.

"Kebanyakan orang yang saya kenal percaya bahwa 'balas dendam keras' akan terbatas pada serangan terhadap kedutaan Israel di salah satu negara tetangga kami seperti Georgia, Armenia, atau Azerbaijan," ujarnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat