kievskiy.org

Cara Bengis Bunuh Rakyat Palestina: Israel Pancing Massa dengan Rekaman Jerit Tangis

Ilustrasi. Drone Israel Penjajah siarkan suara jeritan dan tangis perempuan dan anak-anak bayi untuk memancing massa dan kemudian menembaki warga Palestina.
Ilustrasi. Drone Israel Penjajah siarkan suara jeritan dan tangis perempuan dan anak-anak bayi untuk memancing massa dan kemudian menembaki warga Palestina. /Pixabay/Thomas Ehrhrdt

PIKIRAN RAKYAT - Seolah belum cukup bengis menjajah Palestina, Militer Israel menggunakan cara baru untuk membunuh rakyat sipil, yaitu memancing massa menggunakan rekaman jerit tangis rakyat sipil.

Rekaman itu disiarkan melalui drone yang beterbangan di sekitar target. Isi rekaman berisikan teriakan minta tolong dari para perempuan dan anak-anak hingga bayi.

Nantinya, setelah suara itu memikat dan memancing warga Palestina di Gaza berkerumun di satu tempat, mereka akan ditembaki bertubi-tubi.

Metode ini digunakan tentara IOF sebagai sebuah taktik baru untuk menyiksa penduduk Jalur Gaza secara psikologis, menjadi bagian dari genosida yang sedang berlangsung.

Kabar ini dikonfirmasi Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Med dari pengakuan langsung penduduk Kamp Pengungsi Nuseirat di Gaza. Rakyat Palestina di sana mengaku mendengar suara perempuan menjerit dan bayi menangis pertama kali pada Minggu dan Senin, 14-15 April 2024, tepatnya saat larut malam.

Setelah suara disiarkan, Drone quadcopter Israel kemudian menembaki siapa saja yang keluar dari tenda untuk memeriksa sumber bunyi.

Baca Juga: Menlu Rusia: Desas-desus Iran Kembangkan Senjata Nuklir untuk Alihkan Perhatian dari Gaza

Bukan hanya itu, untuk memancing sekaligus menghancurkan psikis rakyat Palestina, Israel Penjajah juga menyiarkan suara tembakan, ledakan, bunyi kendaraan militer, dan nyanyian dalam bahasa Arab dan Ibrani.

“Kami sedang duduk di malam hari ketika kami tiba-tiba mendengar suara gadis-gadis berteriak: 'Tolong, tolong saya, saya terluka!'. Ternyata tidak ada perempuan yang ditemukan, tapi kami langsung menjadi sasaran drone quadcopter," kata salah satu penghuni kamp, ​​​​seorang pemuda yang tidak mau disebutkan namanya demi keselamatan, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu, 20 April 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat