kievskiy.org

Joe Biden Ancam Hentikan Pasokan Senjata ke Israel Penjajah, Kecewa Rafah Kembali Diserang

Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Reuters/Evekyn Hockstein

PIKIRAN RAKYAT - Israel kembali mengintensifkan serangannya di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada Kamis 9 Mei 2024 setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengancam akan menghentikan pasokan senjata jika Israel melakukan invasi di kota tersebut.

Tel Aviv melancarkan gempuran baru setelah mengirimkan tank-tank militer dan melakukan "operasi terarah" di Rafah, kota perbatasan yang vital menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.

Rafah, selain menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina, juga dipercaya sebagai markas terakhir bagi batalion HAMAS yang tersisa.

Jurnalis AFP melaporkan adanya serangan besar-besaran di Rafah pada Kamis pagi, namun belum ada informasi tentang kerusakan atau korban jiwa yang disebabkan oleh gempuran tersebut.

Gempuran ini terjadi setelah seorang tentara Israel mengalami luka ringan dalam serangan roket di perlintasan perbatasan Kerem Shalom pada Rabu tengah malam. Hal ini memicu respons keras dari militer Israel yang melancarkan serangan di perlintasan perbatasan Rafah.

Ancaman Biden terhadap Israel menjadi sorotan setelah ia menyatakan bahwa AS tidak akan memasok senjata dan amunisi untuk digunakan dalam serangan terhadap Rafah. Ini merupakan peringatan paling tegas yang disampaikan oleh seorang Presiden AS kepada Israel sejak konflik di Jalur Gaza tahun lalu.

"Saya telah memperjelas, jika mereka (militer Israel) masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok persenjataan yang digunakan untuk mengatasi masalah di sana," ujar Biden dalam pernyataannya pada Rabu waktu setempat.

Situasi di Rafah menjadi sorotan internasional, dengan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut. Pantau terus untuk pembaruan lebih lanjut seiring perkembangan situasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat