kievskiy.org

Waspadai Penularan MERS, Jemaah Diimbau Gunakan Masker

Jemaah haji asal Lombok tengah menunggu giliran masuk ke Raudah, area yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, Kamis, 16 Mei 2024 malam.*
Jemaah haji asal Lombok tengah menunggu giliran masuk ke Raudah, area yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, Kamis, 16 Mei 2024 malam.* Eri Mulyani/"PR"


PIKIRAN RAKYAT - Jemaah haji Indonesia perlu mewaspadai penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome/MERS), yang disebabkan oleh Middle East respiratory syndrome Coronavirus (MERS-CoV). MERS-CoV telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan infeksi manusia dari unta tunggangan di beberapa negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.

Sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat. Gejala awal yang paling sering ditemukan, yaitu demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa kasus juga bergejala diare dan mual atau muntah. Selain itu, komplikasi parah yang terjadi dapat berupa pneumonia dan gagal ginjal.

Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM menyampaikan, jemaah haji yang merasa demam atau tidak enak badan harus melaporkan kondisinya kepada Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

“Semua penyakit menular karena virus dan bakteri pada umumnya didahului dengan demam. Hal yang sangat penting, dan ini juga sudah kita sampaikan kepada jemaah haji kita, kalau nanti di sana ada yang mulai tidak enak badan, mulai meriang, harus segera lapor ke TKHI-nya di kloter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diobati lebih lanjut,” ujar Farchanny melalui siaran pers, Jumat, 17 Mei 2024.

Bila hasil pemeriksaan harus diperiksa lebih lanjut, katanya, jemaah tersebut akan dibawa ke Pusat Kesehatan Haji di Mekah atau Madinah.

Menurut dia, potensi penularan MERS-CoV, terutama dari hewan pembawa virus ke manusia. Akan tetapi, ada kemungkinan penularan terjadi dari manusia ke manusia melalui droplet. Oleh karena itu, para jemaah haji diimbau untuk melakukan pencegahan. Pertama, selalu memakai masker ketika berada di tempat-tempat keramaian. Kedua, selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama cuci tangan pakai sabun atau memakai penyanitasi tangan (hand sanitizer). Ketiga, hindari kontak dengan unta.

“Jangan sering jalan-jalan di sana, ke pasar cari oleh-oleh, apalagi kalau jalan-jalannya ke peternakan unta. Fokuslah dengan ibadahnya, ke Masjid Nabawi atau ke Masjidil Haram untuk ibadah,” pesan Farchanny.

Selain itu, masih kata Farchanny, hindari mengonsumsi produk-produk unta secara mentah, baik itu susu maupun daging unta. Keduanya harus dimasak terlebih dahulu saat akan dikonsumsi.

Jika terlanjur berkontak dengan unta, misalnya berfoto naik unta dan bersentuhan langsung dengan badan unta, segera bersihkan tangan dengan penyanitasi tangan atau cuci tangan pakai sabun.

“Selain itu, tetap jaga kondisi fisik, karena ibadah haji, ibadah fisik di sana. Jangan lupa istirahat yang cukup, jangan diforsir untuk jalan-jalan. MERS-CoV itu virus, kalau daya tahan tubuh kita bagus, potensi penularannya akan kecil,” ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat