kievskiy.org

67 Jemaah Haji Dirawat di Mekah, Terbanyak dari Embarkasi Surabaya

Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Yusron B Ambary saat menjenguk jemaa haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Sabtu, 1 Juni 2024.* -
Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Yusron B Ambary saat menjenguk jemaa haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Sabtu, 1 Juni 2024.* - MCH 2024

PIKIRAN RAKYAT - Jelang masa puncak musim haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi,  tercatat ada 67 jemaah haji asal Indonesia yang masih sakit. Mereka menjalani perawatan di sejumlah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan rumah sakit di Arab Saudi. Sebanyak 66 orang di antaranya dirawat di Mekah, sedangkan satu jemaah lain di Jeddah.

Berdasarkan data, mayoritas jemaah yang sedang dirawat di KKHI maupun rumah sakit adalah jemaah dari Embarkasi Surabaya (SUB), mencapai 19 jemaah. Disusul Embarkasi Solo dan Jakarta Bekasi (JKS).

Panitia Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan sejumlah kebijakan terkait dengan layanan terhadap para jemaah yang wafat maupun yang saat ini dalam kondisi sakit. Termasuk layanan lanjutan ibadah.

Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, KH Aswadi Syuhada menjelaskan, untuk para jemaah asal Indonesia yang meninggal, mereka akan dibadalhajikan.

”Saat ini, tengah disiapkan petugas yang  akan ditugaskan untuk melaksanakan badal haji,” katanya.

Sementara itu, untuk jemaah yang saat ini terbaring sakit, menurut Aswadi, ada beberapa skenario yang disiapkan untuk memfasilitasi mereka bisa melaksanakan ibadah di masa puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). ”Skenario itu didasarkan pada kondisi mereka,” ucap guru besar asal Gresik ini.

Jika kondisi jemaah sakit itu belum memungkinkan untuk menjalani ibadah Armuzna, lanjutnya, tetapi yang bersangkutan masih memungkinkan dimobilisasikan, mereka akan mengikuti safari wukuf. Yakni, melintas sejenak di Arafah untuk melaksanakan wukuf, yang notabene adalah ibadah paling inti dari haji.

”Setelah itu, mereka kembali ke tempat asalnya,” imbuhnya.

Safari wukuf juga berlaku untuk jemaah haji yang masuk kategori lanjut usia (lansia) serta yang risiko tinggi (risti). Pertimbangannya, jika mereka mengikuti ibadah Armuzna secara normal, rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat