kievskiy.org

Mata Uang Yen Babak Belur Dihajar Dolar AS, Jepang Langsung Ganti Wakil Menteri Keuangan

Seseorang berjalan melewati layar listrik yang menampilkan nilai tukar Yen Jepang saat ini terhadap dolar AS dan rata-rata saham Nikkei Jepang saat yen turun ke posisi terendah 38 tahun melewati 161 per dolar, di luar broker di Tokyo, Jepang, 28 Juni 2024.
Seseorang berjalan melewati layar listrik yang menampilkan nilai tukar Yen Jepang saat ini terhadap dolar AS dan rata-rata saham Nikkei Jepang saat yen turun ke posisi terendah 38 tahun melewati 161 per dolar, di luar broker di Tokyo, Jepang, 28 Juni 2024. /Reuters/Issei Kato

PIKIRAN RAKYAT - Jepang menunjuk Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) untuk Urusan Internasional alias diplomat valuta asing baru akibat nilai mata uang yen jatuh ke level terendah terhadap dolar AS dalam 38 tahun terakhir. Pergantian pejabat itu pun meningkatkan ekspektasi intervensi pasar, untuk menopang mata uang yang babak belur.

Atsushi Mimura, seorang veteran regulasi keuangan, menggantikan Masato Kanda yang meluncurkan intervensi pembelian yen terbesar dalam catatan 2024. Perubahan itu merupakan bagian dari perombakan reguler yang dilakukan setiap tahun.

Akan tetapi, pencopotan Masato Kanda terjadi ketika pasar tengah menguji tekad Jepang untuk menahan penurunan yen, yang menambah rasa sakit bagi rumah tangga dan perusahaan dengan mendorong biaya impor.

"Kanda tampaknya seseorang yang agresif, mengingat komentarnya bahwa pihak berwenang siaga untuk campur tangan kapan saja sepanjang hari," ucap kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute, Hideo Kumano.

Menurutnya, kepergian Masato Kanda dapat mempengaruhi bagaimana Jepang mengkomunikasikan kebijakan mata uangnya.

"Akan tetapi, sulit untuk mengatakannya sampai kita melihat bagaimana penggantinya mengarahkan kebijakan. Secara keseluruhan, saya tidak berpikir arah kebijakan besar akan banyak berubah," ujar Hideo Kumano.

Pejabat Jepang mengulangi peringatan mereka, ketika yen meluncur melewati 161 (Rp16.360) per dolar AS pada Jumat 28 Juni 2024. Angka itu jauh di bawah level, yang memicu serangan intervensi terakhir pada akhir April dan awal Mei 2024.

"Volatilitas yang berlebihan di pasar mata uang ini tidak diinginkan. Pihak berwenang akan merespons dengan tepat terhadap langkah-langkah tersebut," kata Menteri Keuangan Shunichi Suzuki, Jumat 28 Juni 2024.

Dia juga mengatakan bahwa pihak berwenang sangat prihatin tentang dampak pergerakan yen yang cepat dan sepihak terhadap ekonomi. Otoritas Jepang menghadapi tekanan baru untuk membendung penurunan tajam yen, karena para pedagang fokus pada perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat