kievskiy.org

Pascapuncak Haji Melelahkan, Jemaah Haji Diimbau Jaga Kondisi dan Sesuaikan Aktivitas

Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, Karmijono, saat berbincang dengan jemaah haji yang dirawat di Klinik Kesehaatan Haji Indonesia (KKHI), Madinah, Sabtu, 29 Juni 2024, Waktu Arab Saudi (WAS).* -
Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, Karmijono, saat berbincang dengan jemaah haji yang dirawat di Klinik Kesehaatan Haji Indonesia (KKHI), Madinah, Sabtu, 29 Juni 2024, Waktu Arab Saudi (WAS).* - MCH

PIKIRAN RAKYAT - Rangkaian puncak ibadah haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah usai. Secara berurutan, jemaah haji menjalani prosesi wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdalifah, serta mabit di Mina. Kini, saatnya jemaah bersenang-senang menikmati ibadah di kota Madinah. Hal itu dikemukakan Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, Karmijono di Klinik Kesehaatan Haji Indonesia (KKHI), Sabtu, 29 Juni 2024, Waktu Arab Saudi (WAS).

“Jemaah haji semua sudah dalam kondisi kelelahan, capek. Petugas yang mendampingi dan mengawal jemaah juga dalam kondisi kelalahan, sehingga baiknya begitu sampai ke Madinah, upayakan untuk istirahat sampai bugar. Karena ibadahnya Bapak-Ibu sudah selesai di Mekah,” ujarnya. 

Menurutnya, jemaah haji saat berada di Madinah ini tinggal bersenang-senang, memulihkan kekuatan supaya nanti kembali ke Tanah Air itu dengan wajah yang lebih bugar. "Kalau bersenang-senang ternyata sakit, itu berarti salah senang-senangnya. Artinya, jangan memaksakan diri untuk hal-hal menjalani ibadah sunah, tetapi mengabaikan kondisi kesehatan," imbuhnya.

Karmijono menyampaikan faktor kelelahan memicu jemaah jatuh sakit. Oleh karena itu, ia mengimbau jemaah haji untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Madinah. 

“Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca-Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” ucapnya.

Biasanya,  kata Karmijono, jemaah tidak mengaku ketika dirinya merasa sakit. Biasanya ketika ditanya, jawabnya selalu tidak merasa apa-apa. Padahal, kondisi jemaah tersebut saat itu sedang tidak kepengin makan, tidak kepengin minum. Kondisi demikian membuat tubuh semakin rentan dan harus segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan. Bila diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakit Saudi, tentu pihaknya akan  merujuknya.

Stok Obat Mencukupi 

Menyinggung soal tingkat keterpakaian obat bagi jemaah haji di Madinah, menurut Karmijono, sudah mencapai 80 persen. Jumlah tersebut merupakan pemakaian total sejak awal jemaah haji gelombang I tiba di Madinah, puncak haji di Armuzna, hingga pergeseran jemaah gelombang II ke Madinah.

Karmijono menjelaskan, KKHI Madinah terus mengirimkan obat-obatan ke setiap sektor untuk kebutuhan para jemaah. Adapun jenis obat yang terpakai paling banyak yakni obat penyakit kronis. “Terbanyak obat-obat penyakit kronis. KKHI Madinah tidak akan menahan apalagi terkait kebutuhan jemaah. Kami kirim ke sektor-sektor sesuai kebutuhan,” ujarnya

Namun demikian, dirinya menegaskan bahwa stok obat masih terbilang aman. Menurut dia, dibandingkan tahun lalu, jumlah keterpakaian obat dan jumlah pasien yang dirawat juga menurun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat