kievskiy.org

Petani Majalengka Ogah Pakai Pupuk Organik: Teu Ngejat Kana Parena

Pengecer pupuk di Pasar Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Petani padi di Majalengka cenderung menghindari pemakaian pupuk organik hingga rela membeli pupuk nonsubsidi yang mahal demi menghindarinya.
Pengecer pupuk di Pasar Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Petani padi di Majalengka cenderung menghindari pemakaian pupuk organik hingga rela membeli pupuk nonsubsidi yang mahal demi menghindarinya. /Kabar Cirebon/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Banyak petani padi di Majalengka yang masih enggan menggunakan pupuk organik untuk pemupukan sawah mereka dengan alasan tidak memiliki dampak para pertumbuhan tanaman padinya.

Pupuk organik yang seharusnya dipergunakan untuk mengimbangi pupuk kimia pun menumpuk di gudang milik sejumlah kios pupuk, karena tidak ditebus oleh para petani.

Onah, Sahri dan Sahlil petani di Kelurahan Cicenang misalnya mereka menolak untuk membeli pupuk organik yang disiapkan oleh pengecer tempatnya membeli pupuk tanpa alasan yang jelas. Mereka hanya mengatakan tidak akan menebusnya.

Onah akhirnya hanya membeli dua karung pupuk subsidi untuk areal sawahnya seluas 125 bata. Untuk tambahan kekurangannya dia lebih memilih ZA, agar pertumbuhan daun dan rumpun lebih bagus.

Baca Juga: Setahun Kepergian Didi Kempot, Yan Vellia Minta Dikirimi Al-Fatihah

Dia pun rela membeli tambahan pupuk nonsubsidi dengan harga Rp 300.000 untuk setengah kw, dibanding membeli pupuk organik.

Sahlil menolak membeli pupuk organik dengan alasan tidak berdampak apapun terhadap pertumbuhan tanaman padinya.

Dia mengaku punya pengalaman buruk dengan pupuk organik pada musim tanam rendeng kemarin, ketika pupuk langka di pasaran.

Teu ngejat kana parena (pertumbuhan padi tidak cepat),” ungkapnya ditemui di kios pupuk di Cigasong.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat