kievskiy.org

Curhat Petani di Majalengka, Serapan Gabah Masih Rendah

Pekerja menjemur gabah di lantai jemur di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka beberapa waktu lalu. Harga gabah kering giling di Majalengka kini merosot tajam hanya mencapai Rp530.000 per kw, padahal biasanya memasuki musim rendeng harga gabah tinggi sehingga bisa menguntungkan petani, kali ini malah sebaliknya
Pekerja menjemur gabah di lantai jemur di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka beberapa waktu lalu. Harga gabah kering giling di Majalengka kini merosot tajam hanya mencapai Rp530.000 per kw, padahal biasanya memasuki musim rendeng harga gabah tinggi sehingga bisa menguntungkan petani, kali ini malah sebaliknya /Tati Purwati

PIKIRAN RAKYAT - Serapan gabah di tingkat petani di Kabupaten Majalengka diduga masih sangat rendah, kondisi ini terlihat dari harga gabah di tingkat petani sejak beberapa bulan terakhir masih tetap murah apalagi beberapa pekan terakhir baru saja usai musim panen.

Rendahnya serapan gabah lokal diduga karena harga dianggap lebih mahal dibanding gabah dari luar daerah oleh para tengkulak, sehingga mereka lebih memilih membeli gabah dari wilayah Cirebon serta Jawa Tengah dan Jawa Timur yang harganya lebih murah.

Harga gabah kering giling di di wilayah Kecamatan Jatitujuh dan Ligung hanya mencapai Rp420.000 per kw di tingkat petani untuk penjualan dibawah 1 ton, sedangkan diatas satu ton harga lebih mahal mencapai Rp450.000 hingga Rp460.000 per kw.

Sejumlah petani mengatakan, para tengkulak saat ini tidak ada yang berani mematok harga lebih mahal, alasannya stok gabah di pabrik-pabrik penggilingan sangat banyak, sementara penjualan beras di pasar tradisional tetap rendah karena peredaran beras di masyarakat tinggi seiring adanya penyaluran BPBT dari Kementrian Sosial yang diterima dua bulan sekaligus, ditambah bantuan beras juga dari Kemensos yang dilakukan secara bersamaan.

 Baca Juga: Tegaskan Sikap Jokowi Tunda Impor Beras 1 Juta Ton, PDIP Yakin Harga Gabah Terdongkrak Naik Lagi

“Sekarang mah sudah lama harga gabah tidak pernah naik, di wilayah kami harga hanya Rp420.000 per kw, tapi kalau lebih dari 1 ton harga mencapai Rp450.000 per kw,” kata Aep asal Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh, yang mengaku baru menjual gabahnya tiga hari lalu.

Padahal menurutnya kondisi gabah hasil panen sekarang sangat bagus, gabahnya bening dan tidak ada serangan hama ataupun banjir seperti halnya musim musim rendeng.

“Ketika tanaman usia 1,5 bulan sempat kekeringan, tapi begitu mau berbunga hingga berbuah hujan turun terus menerus sehingga bulirpun berisi dan besar. jadi hasil panennya semua bagus,” katanya.

Di Desa Jatitujuh yang letaknya berbatasan dengan Desa Panyingkiran, harga gabah petani diterima tengkulak menurut Opik mencapai Rp450.000 per kw. Hanya memang menurut Opik jumlah penjualan lebih dari 1 tonan. Untuk penjualan dibawah 1 ton harganya Rp430.000 per kw.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat