PIKIRAN RAKYAT – Kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang dialami warga Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Tak hanya kebiasaan mandi untuk membersihkan badan yang terpaksa harus diubah, rutinitas menjalankan "ibadah" pasangan suami istri pun harus diubah aki- bat sulitnya mendapatkan air bersih.
Seperti diungkapkan Yeni (53), warga Desa Kertajaya. Dia menuturkan, sulitnya mendapatkan air bersih telah banyak menimbulkan perubahan dalam kebiasaan warga di daerahnya. Bahkan, untuk menjalankan "ibadah" dengan sang suami pun, kini terpaksa dijadwal sedemikian rupa.
"Pada musim sulit air bersih seperti ini, kita harus pandai-pandai menghemat penggunaan air. Akibatnya, tentu saja kita harus rela mengurangi kegiatan-kegiatan yang memerlukan air, termasuk kegiatan 'ibadah' dengan suami," ucap Yeni, Kamis 12 Agustus 2021.
Warga lainnya, Jafar juga harus menghemat air dalam berbagai kegiatan. Bahkan, akibat sulitnya mendapatkan air, ia tak lagi bisa mandi setiap hari. Apalagi sampai sehari dua kali.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Kembali Tantang Haters, Petisi Pencekalannya Tembus 100.000 Tanda Tangan
”Di sini setiap tahun pasti terjadi kekeringan yang membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Ini terjadi setiap musim kemarau karena perkampungan kami berada di kawasan perbukitan,” ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut, Satriabudi membenarkan tentang kondisi warga yang mulai sulit mendapatkan air bersih.
Terkait hal itu, dia sejak jauh-jauh hari sudah melayangkan surat kepada Kecamatan Cibatu untuk melakukan antisipasi.
”Kalau sejak awal sudah diketahui ada sumber air, bisa secepatnya berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pipanisasi. Kalau tak bisa pipani- sasi, paling tidak kami bisa berkoordinasi dengan PDAM agar membantu menyuplai air ke daerah yang butuh," kata Budi.