PIKIRAN RAKYAT - Penculikan Bung Karno dan Hatta oleh para pemuda dalam fragmen kisah proklamasi kemerdekaan 1945 merupakan hal yang jamak terjadi dalam revolusi. Aksi menculik adalah strategi mempengaruhi, mengubah pemikiran atau kalau perlu menghilangkan nyawa mereka yang tak sejalan kendati kawan seperjuangan.
Pikiran Rakyat menelusuri zaman culik-culikan di Jawa Barat kala revolusi kemerdekaan negeri tengah berkobar di negeri ini yang baru lahir.
Ir RH Ukar Bratakusumah bukan nama sembarangan di dunia pergerakan para pejuang kemerdekaan. Ia sosok Republiken yag pernah menjadi Wali Kota Bandung pada 1945 dan Gubernur Jawa Barat pada 1947-1949.
Awal kemerdekaan, pria kelahiran Ciamis, 16 Oktober 1911 juga menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat, serta Wakil Komite Nasional Indonesia Priangan. Jejak salah satu tokoh Jabar dalam perjuangan kemerdekaan tak perlu diragukan.
Baca Juga: Gerindra: Perhatian Ekstra Penanganan Pandemi Covid-19 Tanggung Jawab Seluruh Komponen Masyarakat
Namun, Ukar pernah mengalami kenangan pahit saat diculik oleh kelompok pejuang lain hanya lantaran bercakap-cakap dengan orang NICA sebelum menghadiri Sidang KNIP kedua di Jakarta September 1945.
Awalnya, Ukar menerima telefon tentang penculikan tokoh Bandung lain Niti Soemantri dan Poeradiredja.
"Esok harinya, ketika saya sedang bekerja di kantor, seorang pemuda menemui saya. Ia melaporkan bahwa di tempat berkumpul sejumlah pemuda di Jalan Andir terjadi keributan," kata Ukar dalam buku Ir RH Ukar Bratakusumah Dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan: Seorang Pejuang dan Pelopor Pertambangan yang ditulis Aat Suwangsa dan Drs Zaenal Abidin. Ukar diminta untuk mendamaikan perselisihan tersebut.
Baca Juga: Simak Cara Paling Ampuh Hilangkan Bau Mulut untuk Lebih Percaya Diri
Ia menangkap ada hal janggal atau tak masuk akal dalam laporan itu. Ukar bahkan merasakan permintaan tersebut merupakan pancingan guna menculik dirinya.