PIKIRAN RAKYAT - Gelombang penolakan alih kelola Kebun Raya Bogor, oleh pihak swasta terus mengemuka.
Rabu, 13 Oktober 2021 kemarin, ratusan budayawan dan juga lembaga swadaya masyarakat melakukan aksi unjuk rasa menolak operasional Glow, di Plaza Balai Kota Bogor, Jawa Barat.
"Tuntutannya masih sama, sampai berapa kali pun kita akan lakukan sampai swasta tidak ada lagi mengelola Kebun Raya Bogor," kata Korlap Aksi, Ki Tjetjep Thoriq di tengah aksi unjuk rasa.
Tjetjep mewakili budayawan pun meminta agar pengelolaan Kebun Raya Bogor bisa kembali ke pemerintah. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi dipersulit, saat akan menikmati Kebun Raya Bogor.
Baca Juga: Berani 'Singkirkan' Lesti Kejora, Seorang Pria Nyatakan Cinta pada Rizky Billar
Tjetjep pun meminta Kebun Raya Bogor tetap pada marwahnya dengan fungsi utama konservasi dan penelitian.
"Kalau dikelola swasta, sampai ratusan kali pun kita akan menolak. Kasihan, hiburan rakyat di situ. Kita yang biasanya sebelum puasa melakukan cucurak di sana, sekarang sudah tidak boleh. Kan sayang karena beli di dalam mahal, tidak semua warga Bogor mampu untuk menjangkaunya. Kalau dulu, modal Rp10.000 juga, warga sudah bisa ke sana dan bawa bekal sendiri," kata Tjetjep.
Terkait wisata Glow Tjetjep mengatakan, seluruh budayawan sepakat untuk menolaknya.
Baca Juga: Bongkar Fakta Soal Mahar Rp1 Miliar untuk Lesti Kejora, Rizky Billar: Padahal Saya Gak Punya Uang...
Para budayawan khawatir, pembukaan wisata malam tersebut akan berdampak negatif tak hanya pada keberlangsungan ekosistem Kebun Raya Bogor, namun juga berdampak sosial.