kievskiy.org

Transportasi Umum  Harus Ramah Lingkungan

SEJUMLAH angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 7 September 2019.*/ANTARA
SEJUMLAH angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 7 September 2019.*/ANTARA

BOGOR, (PR).- Pemerintah Kota Bogor mencanangkan transportasi umum ramah lingkungan dalam waktu dekat ini. Wali Kota Bogor Bima Arya menyebutkan, sejauh ini transportasi menjadi penyumbang pencemaran polusi terbesar di Kota Bogor sehingga perlu ada upaya untuk menjadikan transportasi ramah lingkungan.

“Efek rumah kaca di Kota Bogor sudah kita cek penyebabnya apa saja, salah satunya transportasi. Kedua, keberadaan industri yang tidak banyak di Kota Bogor. Fokus ke depan, kita akan lebih menekan polusi pencemaran pada transportasi, makanya transportasi harus ramah lingkungan,” ujar Bima Arya, Jumat, 1 November 2019.

Bima mengatakan, dalam lima tahun ke depan, Pemerintah Kota Bogor memiliki misi mengurangi angkutan di dalam kota. Nantinya, angkutan tersebut akan dikonversi menjadi bus pengganti. Bus pengganti tersebut, kata Bima, yang ditargetkan bisa menjadi transportasi ramah lingkungan.

Selain program transportasi angkutan ramah lingkungan, Bima juga mengimbau masyarakat untuk bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan meningkatkan kegiatan penghijauan seperti pembuatan lubang biopori dan lainnya.

“Sebenarnya program ini sudah beberapa kali dilakukan, ada angkot yang sudah berbahan bakar gas. Nanti ke depan angkot akan diganti, nah bus itu nanti harus ramah lingkungan, salah satunya dengan mengganti bahan bakarnya dengan bahan bakar gas,” kata Bima.

Belum masif

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bogor Jimmy Hutapea mengatakan, sebenarnya program transportasi ramah lingkungan sudah terlaksana sejak beberapa waktu lalu. Menurut Jimmy, ratusan angkutan umum di Kota Bogor saat ini masih beroperasi menggunakan bahan bakar gas. Namun demikian, sosialisasi tentang angkutan umum berbahan gas ini tidak terlalu masif lantaran keterbatasan stasiun pengisian bahan bakar gas di Kota Bogor.

“Di Kota Bogor, SPBG baru ada dua, di Jalan Merdeka dan Bubulak. Makanya kami belum berani memaksakan angkot dengan gas. Kalau kita paksa mereka mengikuti program,  nanti mereka komplain, kenapa diwajibkan, tetapi  SPBG tidak tersedia di tempat-tempat yang mereka lalui,”  ujar Jimmy.

Tak hanya bahan bakar gas, penggunaan biodiesel untuk  moda transportasi Transpakuan juga pernah diberlakukan. Namun, angkutan dengan bahan bakar minyak jelantah setop beroperasi. Kini, salah satu solusi yang diharapkan dapat dikembangkan adalah kendaraan listrik. Jimmy berharap, ke depan kendaraan listrik bisa menjadi transportasi umum sehingga polusi di Kota Bogor bisa ditekan.

“Tahun ini kemungkinan ada angkutan bus yang sudah menggunakan listrik, tetapi kita belum tahu apakah  bisa beroperasi di Kota Bogor atau belum, biar pasar yang menentukan,” ucap Jimmy.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat